kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.663.000   13.000   0,79%
  • USD/IDR 16.290   59,00   0,36%
  • IDX 7.024   -49,23   -0,70%
  • KOMPAS100 1.030   -6,74   -0,65%
  • LQ45 801   -8,54   -1,05%
  • ISSI 212   0,00   0,00%
  • IDX30 415   -6,10   -1,45%
  • IDXHIDIV20 501   -4,74   -0,94%
  • IDX80 116   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 121   -0,50   -0,41%
  • IDXQ30 137   -1,60   -1,16%

Harga Minyak Dunia Turun 1% Rabu (5/2), Brent ke US$75,22 dan WTI ke US$71,76


Rabu, 05 Februari 2025 / 22:58 WIB
Harga Minyak Dunia Turun 1% Rabu (5/2), Brent ke US$75,22 dan WTI ke US$71,76
ILUSTRASI. Kilang minyak mentah. REUTERS/Todd Korol


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak turun lebih dari 1% pada Rabu (5/2), akibat meningkatnya stok minyak mentah Amerika Serikat (AS) dan kekhawatiran akan perang dagang baru antara AS dan China yang memicu ketakutan akan perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Meskipun Presiden AS Donald Trump kembali mendorong kebijakan untuk menghentikan ekspor minyak mentah Iran.

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent turun 98 sen, atau 1,3%, menjadi US$75,22 per barel pada pukul 14:28 GMT.

Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 94 sen, juga 1,3%, menjadi US$71,76.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Melemah, Tertekan Kenaikan Persediaan Minyak Mentah AS

Pada Selasa, harga minyak diperdagangkan dalam rentang yang luas, dengan WTI sempat turun 3% ke level terendah sejak 31 Desember.

Menyusul China mengumumkan tarif terhadap impor minyak, gas alam cair (LNG), dan batubara dari AS sebagai balasan atas tarif yang dikenakan AS terhadap ekspor Tiongkok.

Namun, harga kembali menguat setelah Trump menghidupkan kembali kampanye "tekanan maksimum" terhadap Iran untuk membatasi program nuklirnya, kebijakan yang pernah ia terapkan pada masa jabatan pertamanya dan sempat memangkas ekspor minyak Iran hingga mendekati nol.

Ketegangan perdagangan yang terus berlanjut antara AS dan China dapat menekan permintaan minyak, sehingga berpotensi menurunkan harga.

"Ketidakpastian akibat tarif Trump dan perang dagang tidak baik bagi pertumbuhan global dan permintaan minyak. Investasi bisnis dan belanja konsumen kemungkinan akan turun akibat tindakan yang sangat tidak stabil dan merugikan pertumbuhan ini," kata Bjarne Schieldrop, kepala analis komoditas di SEB.

Baca Juga: Harga Minyak Bervariasi Saat Trump Kembali Tekan Iran, Drama Tarif Batasi Kenaikan

"Pasar minyak kini berada di antara dua ketakutan: meningkatnya kekhawatiran bahwa perang dagang yang semakin memanas akan merusak pertumbuhan permintaan minyak global, dan kemungkinan gangguan mendadak terhadap ekspor minyak Iran," tambahnya.

Menteri Perminyakan Iran mengatakan bahwa sanksi sepihak terhadap produsen minyak akan mengganggu stabilitas pasar energi, menurut laporan SHANA, media resmi kementerian tersebut.

Ekspor minyak Iran menghasilkan pendapatan US$53 miliar pada 2023 dan US$54 miliar pada tahun sebelumnya, menurut perkiraan Administrasi Informasi Energi AS (EIA).

Produksi minyak Iran pada 2024 mencapai level tertinggi sejak 2018, berdasarkan data OPEC.

Trump sebelumnya telah menekan ekspor minyak Iran hingga hampir nol selama sebagian masa jabatan pertamanya dengan memberlakukan kembali sanksi.

"Jika sanksi ini diberlakukan kembali, pasokan yang semakin ketat dapat mempertahankan momentum kenaikan harga minyak, terutama jika OPEC+ lambat dalam menyesuaikan produksinya," kata Ahmad Assiri, research strategist di Pepperstone.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Turun Terseret Perang Dagang AS-China, WTI ke US$71,95

Faktor lain yang menekan harga minyak pada Rabu adalah data kenaikan stok minyak mentah AS.

Peningkatan stok minyak dan bahan bakar di konsumen minyak terbesar dunia tersebut mengindikasikan melemahnya permintaan, yang semakin menambah kekhawatiran akan dampak tarif terhadap prospek ekonomi global dan energi.

Stok minyak mentah AS meningkat 5,03 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 31 Januari, menurut sumber pasar yang mengutip data American Petroleum Institute (API).

Stok bensin naik 5,43 juta barel, sementara stok distilat turun 6,98 juta barel, menurut laporan API yang dikutip oleh sumber tersebut.

Data resmi persediaan minyak pemerintah AS dijadwalkan dirilis pada pukul 15:30 GMT pada Rabu.

Selanjutnya: CIMB Niaga Resmikan Digital Branch Pertama di Surabaya

Menarik Dibaca: Cara Pengajuan KUR BRI 2025 dan Syarat Memperolehnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×