Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia turun pada Kamis (19/12), setelah The Fed mengisyaratkan akan memperlambat laju pemotongan suku bunga pada 2025, yang berpotensi memengaruhi pertumbuhan ekonomi, mengurangi permintaan bahan bakar, dan memperkuat dolar.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent melemah 29 sen menjadi US$73,10 per barel pada pukul 1249 GMT. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 16 sen menjadi US$70,42 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Menguat Setelah Stok Minyak Mentah AS Jatuh
Penurunan harga ini menghapus kenaikan yang terjadi pada Rabu (18/12), yang dipicu oleh penurunan stok minyak mentah AS dan ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed sebesar 25 basis poin.
Namun, harga kembali tertekan setelah bank sentral AS memproyeksikan dua kali pemotongan suku bunga masing-masing 0,25% pada 2025, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada September.
Dampak Kuatnya Dolar AS terhadap Minyak
"Selama The Fed tetap pada posisi jeda, dolar AS cenderung menguat, yang biasanya menciptakan hambatan bagi komoditas seperti minyak," kata Harry Tchilinguirian dari Onyx Capital Group.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Tipis, Pasar Mencermati Pengumuman Suku Bunga The Fed
Dolar yang lebih kuat membuat harga komoditas dalam dolar menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara suku bunga yang lebih tinggi membebani pertumbuhan ekonomi, sehingga menekan permintaan minyak.
Perkiraan Permintaan Minyak Global
Sinopec, raksasa pengilangan asal China, memperkirakan konsumsi minyak di China akan mencapai puncaknya pada 2027, menurut pernyataan pada Kamis.
Namun, Suvro Sarkar, pemimpin tim sektor energi DBS Bank mengatakan, "Keseimbangan permintaan-penawaran menuju 2025 terus terlihat tidak menguntungkan, dan prediksi pertumbuhan permintaan lebih dari 1 juta barel per hari pada 2025 tampak berlebihan. Bahkan jika OPEC+ terus menahan produksi, pasar mungkin tetap dalam kondisi surplus."
Meskipun permintaan pada paruh pertama Desember meningkat dibandingkan tahun lalu, volume permintaan masih lebih rendah dari yang diharapkan oleh beberapa analis.
Analis JP Morgan mencatat bahwa pertumbuhan permintaan minyak global untuk Desember sejauh ini lebih rendah 700.000 barel per hari dari perkiraan mereka.
Baca Juga: Garda Revolusi Iran Memperluas Kontrol atas Ekspor Minyak Teheran
Menambahkan bahwa pertumbuhan permintaan global tahun ini lebih rendah 200.000 barel per hari dibandingkan proyeksi pada November 2023.
Data resmi dari Energy Information Administration (EIA) pada Rabu menunjukkan stok minyak mentah AS turun 934.000 barel pada pekan yang berakhir 13 Desember.
Angka ini lebih rendah dari ekspektasi analis yang memperkirakan penurunan sebesar 1,6 juta barel.
Namun, pasar mendapat dukungan dari peningkatan ekspor minyak mentah AS pekan lalu sebesar 1,8 juta barel per hari menjadi 4,89 juta barel per hari.
Selanjutnya: Kementerian PU Pastikan Studi Kelayakan Jalan Tol Puncak Tetap Dilanjutkan
Menarik Dibaca: Apakah Durian Mengandung Kolesterol atau Tidak? Mari Cek Faktanya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News