kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.608.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.214   66,00   0,41%
  • IDX 7.224   -9,05   -0,13%
  • KOMPAS100 1.067   2,01   0,19%
  • LQ45 845   1,02   0,12%
  • ISSI 215   0,34   0,16%
  • IDX30 435   0,68   0,16%
  • IDXHIDIV20 520   1,75   0,34%
  • IDX80 122   0,14   0,12%
  • IDXV30 124   0,17   0,14%
  • IDXQ30 143   0,30   0,21%

Harga Minyak Dunia Terkoreksi 1%, Setelah Trump Desak OPEC Turunkan Harga


Jumat, 24 Januari 2025 / 06:00 WIB
Harga Minyak Dunia Terkoreksi 1%, Setelah Trump Desak OPEC Turunkan Harga


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah turun 1% pada Kamis (23/1), setelah Presiden AS Donald Trump mendesak Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga minyak dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia.

Melansir Reuters, minyak mentah Brent turun 71 sen atau 0,9% menjadi US$78,29 per barel. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 82 sen atau 1,09% menjadi US$74,62 per barel.

Baca Juga: Wall Street Naik untuk Hari ke-4 Beruntun Kamis (23/1), S&P 500 Cetak Rekor Baru

Ketidakpastian tentang bagaimana tarif dan kebijakan energi yang diusulkan Trump akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi turut membebani harga minyak.

Harga minyak melemah setelah Trump mengumumkan bahwa ia akan meminta Arab Saudi dan OPEC untuk menurunkan harga minyak selama pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.

"Seruan Trump untuk menurunkan harga minyak tentu akan disambut baik oleh konsumen dan pelaku bisnis, tetapi akan disikapi dengan hati-hati oleh industri minyak AS dan pemasok global lainnya," kata Clay Seigle, peneliti senior di Center for Strategic and International Studies.

Baca Juga: Harga Minyak Masih Turun Setelah Trump Mengumumkan Darurat Energi Nasional

Industri energi telah menyerukan peningkatan investasi dalam proyek minyak dan gas global, tetapi menurunkan harga minyak dapat memicu kekhawatiran tentang kelayakan ekonomi dari proyek-proyek baru, tambahnya.

Persediaan minyak mentah AS pekan lalu turun ke level terendah sejak Maret 2022 meskipun aktivitas penyulingan melambat, menurut laporan Badan Informasi Energi (EIA) pada Kamis.

Namun, penurunan tersebut lebih kecil dari yang diharapkan para analis. Persediaan distilat juga turun, sementara persediaan bensin meningkat, kata EIA.

Implikasi ekonomi yang lebih luas dari tarif AS dapat semakin melemahkan pertumbuhan permintaan minyak global, ujar Priyanka Sachdeva, analis pasar senior di perusahaan pialang Phillip Nova.

Trump mengatakan bahwa ia akan menambahkan tarif baru sebagai ancaman sanksi terhadap Rusia jika negara tersebut tidak membuat kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Baca Juga: Harga Minyak Turun ke Level Terendah Satu Minggu pada Rabu (22/1), WTI ke US$75,44

Trump juga berjanji untuk memberlakukan tarif pada Uni Eropa dan mengenakan tarif 25% pada Kanada dan Meksiko.

Mengenai China, Trump menyebut pemerintahannya sedang membahas denda sebesar 10% karena pengiriman fentanyl dari China ke AS.

Pada Senin, Trump mendeklarasikan keadaan darurat energi nasional yang bertujuan memberinya kewenangan untuk mengurangi pembatasan lingkungan pada infrastruktur dan proyek energi, serta mempercepat izin untuk infrastruktur transmisi dan pipa baru.

"Ada potensi pergerakan harga minyak yang cenderung berfluktuasi dalam waktu dekat akibat kurangnya kejelasan kebijakan tarif perdagangan dari pemerintahan Trump serta meningkatnya pasokan minyak dari AS," ujar Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA, melalui email.

Selanjutnya: Promo JSM Superindo Edisi Imlek 24-27 Januari 2025, Diskon 40% Jeruk Mandarin-Santang

Menarik Dibaca: Promo JSM Superindo Edisi Imlek 24-27 Januari 2025, Diskon 40% Jeruk Mandarin-Santang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×