Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Minyak memperpanjang kenaikan dari sesi sebelumnya pada hari Kamis (6/6) di tengah meningkatnya ekspektasi The Fed akan memangkas suku bunga pada bulan September.
Meskipun pergerakan harga minyak terbatas karena persediaan Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dan rencana OPEC+ untuk meningkatkan pasokan.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 31 sen atau 0,40% menjadi US$78,72 per barel pada pukul 03.30 GMT.
Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 41 sen atau 0,55% menjadi US$74,48 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Ditutup Menguat 1% Disokong Potensi Penurunan Suku Bunga The Fed
Hampir dua pertiga ekonom kini memperkirakan penurunan suku bunga pada bulan September, menurut jajak pendapat Reuters pada 31 Mei-5 Juni, mengimbangi berita penurunan pasokan baru-baru ini.
Suku bunga yang lebih rendah menurunkan biaya pinjaman, yang dapat memberi insentif pada kegiatan ekonomi dan meningkatkan permintaan minyak.
Namun, jalur suku bunga The Fed masih jauh dari kepastian karena aktivitas sektor jasa AS, yang menyumbang sebagian besar output perekonomian negara tersebut, kembali mengalami pertumbuhan pada bulan Mei.
Setelah mengalami kontraksi pada bulan sebelumnya. Hal ini berpotensi melemahkan upaya penurunan suku bunga.
Patokan minyak masih menuju penurunan mingguan sekitar 4% pada hari Kamis, terbebani oleh keputusan pasokan terbaru dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya.
Kelompok tersebut pada hari Minggu sepakat untuk memperpanjang sebagian besar pengurangan produksi minyak mereka hingga tahun 2025.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Terus Turun Rabu (5/6) Malam, Brent ke US$77,27 & WTI ke US$73,02
Namun memberikan ruang bagi pemotongan sukarela dari delapan anggota untuk dibatalkan secara bertahap, mulai bulan Oktober.
“Kami yakin langkah OPEC+ untuk mengurangi produksi 2,2 juta barel per hari pada kuartal terakhir tahun 2024 akan menambah tekanan lebih lanjut pada harga acuan,” kata Emril Jamil, analis senior minyak mentah di LSEG Oil Research.
Sentimen bearish juga diperkirakan akan terjadi karena ekspektasi melemahnya permintaan seiring dengan meningkatnya persediaan, kata Jamil.
Arab Saudi juga telah memangkas harga jual resmi (OSP) untuk minyak mentah bulan Juli, sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters menunjukkan pada hari Rabu.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Mendekati Level Terendah 4 Bulan Rabu (5/6), WTI ke US$73,49
Langkah ini terjadi di tengah menurunnya standar harga minyak mentah di Timur Tengah dan melemahnya margin keuntungan perusahaan penyulingan di Asia.
Sementara itu, stok minyak mentah AS melonjak 1,2 juta barel dalam sepekan hingga 31 Mei, dibandingkan dengan perkiraan analis yang memperkirakan penurunan sebesar 2,3 juta barel, menurut data dari Administrasi Informasi Energi AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News