Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik pada hari Selasa (9/4), setelah berkurangnya harapan bahwa negosiasi antara Israel dan Hamas akan mengarah pada gencatan senjata di Gaza.
Di tengah kekhawatiran konflik yang berkepanjangan berpotensi mengganggu pasokan dari wilayah penghasil minyak utama di Timur Tengah.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 14 sen menjadi US$90,52 per barel pada pukul 06.10 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 10 sen menjadi US$86,53.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Pagi Ini, Memudarnya Harapan Gencatan Senjata Israel - Hamas
Putaran baru diskusi gencatan senjata Israel-Hamas di Kairo telah mengakhiri reli multi-sesi pada hari Senin (8/4).
Kondisi ini menyebabkan minyak Brent mengalami penurunan pertama dalam lima sesi dan WTI mengalami penurunan pertama dalam tujuh sesi di tengah prospek bahwa risiko geopolitik dapat mereda.
Namun Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Senin bahwa tanggal yang belum ditentukan telah ditetapkan untuk invasi Israel ke daerah kantong Rafah di Gaza.
Hal ini “mengakhiri harapan yang sempat mencengkeram pasar kemarin bahwa ketegangan geopolitik di kawasan mungkin akan mereda,” tulis Tony Sycamore, analis pasar IG, dalam sebuah catatan.
Baca Juga: Israel Tarik Pasukan dari Gaza, Harga Minyak Dunia Stabil
Hamas mengatakan pada Selasa pagi bahwa usulan Israel yang diterimanya dari mediator Qatar dan Mesir tidak memenuhi tuntutan faksi-faksi Palestina. Namun Hamas mengatakan akan mempelajari usulan tersebut sebelum menanggapi para mediator.
Jika konflik tidak segera diakhiri, ada risiko tinggi bahwa hal ini akan melibatkan negara-negara lain di kawasan, terutama Iran, pendukung utama Hamas dan produsen terbesar ketiga di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).
Tanggapan Iran terhadap dugaan serangan Israel pekan lalu terhadap konsulatnya di Suriah “dapat menyeret pasar minyak ke dalam konflik, setelah sebagian besar tidak terkena dampak sejak serangan Hamas terhadap Israel,” kata analis ANZ dalam catatan kliennya.
Teheran menyatakan akan membalas dendam setelah serangan udara menewaskan dua jenderalnya dan lima penasihat militer di Damaskus, meski Israel belum mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
“Risiko geopolitik yang positif memang mendukung fase tren kenaikan minyak dalam jangka menengah saat ini,” kata Kelvin Wong, analis pasar senior di OANDA di Singapura.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Merosot Lebih 1% Siang Ini, Brent ke US$89,69 dan WTI ke US$85,54
Sisi fundamental juga mendukung harga, kata analis ANZ. Permintaan bahan bakar India mencapai rekor tertinggi pada tahun fiskal 2024 didorong oleh konsumsi bensin dan bahan bakar jet yang lebih tinggi, data menunjukkan pada hari Senin.
Perbaikan aktivitas manufaktur Tiongkok yang diumumkan minggu lalu juga diperkirakan akan meningkatkan permintaan bahan bakar.
Minggu ini, pasar akan mencermati data inflasi AS dan China untuk mendapatkan sinyal lebih lanjut mengenai arah ekonomi dua konsumen minyak terbesar dunia tersebut.
Di kawasan Amerika, perusahaan minyak negara Meksiko, Pemex mengatakan akan mengurangi ekspor minyak mentah sebesar 330.000 barel per hari sehingga dapat memasok lebih banyak ke kilang dalam negeri. Hal ini mengurangi sepertiga pasokan yang tersedia bagi pembeli perusahaan tersebut di AS, Eropa, dan Asia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News