Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak naik tipis pada hari Selasa (14/11). Setelah Badan Energi Internasional (IEA) menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaannya, menambah sentimen bullish dari panduan OPEC hari sebelumnya.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 20 sen atau 0,2% menjadi US$82,72 per barel pada pukul 0918 GMT. Sedangkan, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) naik 21 sen atau 0,3% menjadi US$78,47 per barel.
IEA menaikkan perkiraan pertumbuhan permintaan minyak untuk tahun ini dan tahun depan meskipun ada perkiraan perlambatan pertumbuhan ekonomi di hampir semua negara besar.
Baca Juga: Harga Minyak Naik Berkat Permintaan Sehat dan Ekspektasi Pasokan Usai Laporan OPEC
Perkiraan pertumbuhan 2023, dinaikkan menjadi 2,4 juta barel per hari (bph) dari 2,3 juta bph. Untuk tahun 2024, IEA menaikkan proyeksi menjadi 930.000 bph dari 880.000 bph.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada hari Senin (13/11) menyalahkan para spekulan atas penurunan harga baru-baru ini.
Kelompok produsen minyak ini membuat sedikit revisi ke atas pada perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global 2023 dan tetap pada proyeksi yang relatif tinggi untuk 2024.
"Bank sentral pasar minyak melihat ekonomi yang kokoh menghasilkan permintaan yang kuat, tidak hanya untuk minyaknya tetapi juga secara global," analis PVM Oil, Tamas Varga, mengatakan tentang temuan OPEC.
Harga minyak telah merosot ke level terendah sejak Juli pada minggu lalu, tertekan oleh kekhawatiran bahwa permintaan dapat berkurang di konsumen-konsumen utama Amerika Serikat dan China.
Baca Juga: Harga Minyak Naik 4 Hari Beruntun, Laporan OPEC Mengurangi Kekhawatiran Permintaan
Harga konsumen China berayun lebih rendah pada bulan Oktober ke level yang tidak terlihat sejak pandemi COVID-19 dan ekspor untuk bulan tersebut mengalami kontraksi lebih dari yang diperkirakan.
Sementara itu, departemen energi AS berencana untuk membeli 1,2 juta barel minyak untuk membantu mengisi kembali Cadangan Minyak Strategis setelah menjual rekor volume dari persediaan tahun lalu, yang dapat meningkatkan permintaan lebih lanjut.
Tindakan keras AS terhadap ekspor minyak Rusia juga dapat mengganggu pasokan, sehingga mendukung harga lebih lanjut.
Baca Juga: Harga Komoditas Energi Masih Berpotensi Naik Tipis, Ini Pendorongnya
Departemen Keuangan AS telah mengirimkan pemberitahuan kepada perusahaan-perusahaan manajemen kapal yang meminta informasi mengenai 100 kapal yang dicurigai melanggar sanksi-sanksi Barat terhadap minyak Rusia, sebuah langkah terbesar yang dilakukan Washington sejak pembatasan harga diberlakukan dalam upaya untuk membatasi pemasukan minyak ke Moskow.
Diskusi di Irak untuk melanjutkan aliran minyak melalui pipa Irak-Turki juga dapat membebani fundamental, beberapa analis mengatakan.
Menteri perminyakan Irak berharap untuk mencapai kesepakatan dengan Pemerintah Regional Kurdistan dan perusahaan-perusahaan minyak asing untuk melanjutkan produksi minyak dari ladang-ladang minyak di wilayah Kurdistan dan melanjutkan ekspor minyak ke utara melalui jalur pipa.
Turki telah menghentikan 450.000 bpd ekspor minyak utara melalui pipa sejak 25 Maret setelah keputusan arbitrase Kamar Dagang Internasional.
Data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Selasa juga akan menjadi perhatian para investor bersama dengan data harga produsen AS pada hari Rabu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News