Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak mentah naik pada Kamis (2/1) saat para investor kembali ke pasar untuk hari perdagangan pertama tahun baru.
Optimisme terhadap ekonomi dan permintaan bahan bakar China meningkat setelah Presiden Xi Jinping berjanji untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 65 sen atau 0,87% menjadi US$75,29 per barel pada pukul 09:45 GMT, melanjutkan kenaikan serupa pada hari terakhir perdagangan 2024.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 66 sen atau 0,92% menjadi US$72,38 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Naik di Awal Perdagangan 2025, Kamis (2/1)
Dalam pidato Tahun Baru pada Selasa, Xi Jinping mengatakan bahwa China akan menerapkan kebijakan lebih proaktif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di 2025.
Aktivitas pabrik China tumbuh pada Desember, menurut survei Caixin/S&P Global yang dirilis Kamis, meskipun laju pertumbuhannya lebih lambat dari yang diharapkan karena kekhawatiran dampak tarif yang diusulkan Presiden AS Terpilih Donald Trump terhadap perdagangan.
Data resmi yang dirilis sebelumnya juga menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur China hampir stagnan di Desember, meski sektor jasa dan konstruksi menunjukkan hasil lebih baik, menandakan bahwa stimulus kebijakan mulai berdampak pada beberapa sektor.
Analis menyebut bahwa data ekonomi yang lemah dari China justru bisa berdampak positif bagi harga minyak, karena Beijing mungkin mempercepat program stimulusnya.
Tony Sycamore, analis pasar di IG, mengatakan bahwa para trader kini menimbang risiko geopolitik yang lebih tinggi dan kebijakan ekonomi AS yang diprediksi akan “panas” di bawah Trump, meskipun dampak tarif menjadi perhatian.
“Rilis data ISM manufaktur AS besok akan menjadi penentu pergerakan harga minyak mentah selanjutnya,” kata Sycamore.
Menurutnya, grafik mingguan WTI menunjukkan pola pergerakan yang semakin sempit, menandakan potensi lonjakan harga besar dalam waktu dekat.
Investor juga menantikan laporan mingguan stok minyak AS dari Energy Information Administration (EIA) yang tertunda hingga Kamis karena libur Tahun Baru.
Survei Reuters memperkirakan stok minyak mentah dan distilat AS turun minggu lalu, sementara persediaan bensin diperkirakan naik.
Data EIA menunjukkan permintaan minyak pada Oktober mencapai level tertinggi sejak pandemi COVID-19, yakni 21,01 juta barel per hari (bph), naik sekitar 700.000 bph dari September.
Baca Juga: BPS Catat Inflasi 2024 Hanya 1,57%
Produksi minyak mentah AS juga mencatat rekor 13,46 juta bph pada Oktober, naik 260.000 bph dibandingkan bulan sebelumnya.
Meski harga minyak diperkirakan tetap berada di sekitar US$70 per barel pada 2025, ini merupakan penurunan untuk tahun ketiga berturut-turut setelah turun 3% di 2024.
Permintaan China yang lemah dan peningkatan pasokan global diperkirakan akan menahan upaya OPEC+ untuk menstabilkan pasar.
Di Eropa, Rusia menghentikan ekspor gas melalui Ukraina pada Hari Tahun Baru setelah perjanjian transit berakhir pada 31 Desember.
Uni Eropa telah mengatur pasokan alternatif menjelang penghentian ini, sementara Hongaria akan tetap menerima gas Rusia melalui pipa TurkStream di bawah Laut Hitam.
Selanjutnya: Kinerja Sejumlah BPD Tertekan di November 2024
Menarik Dibaca: Hujan Petir Landa Daerah Ini, Cek Ramalan Cuaca Besok (3/1) di Jawa Timur
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News