Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Harga minyak naik tipis pada Senin (30/12) dalam perdagangan akhir tahun yang sepi. Di tengah penantian para pedagang terhadap data ekonomi dari China dan Amerika Serikat (AS) minggu ini untuk menilai pertumbuhan dua konsumen minyak terbesar di dunia.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent naik 20 sen menjadi US$74,37 per barel pada pukul 1208 GMT. Kontrak Maret yang lebih aktif diperdagangkan pada US$74,00 per barel, naik 21 sen.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 27 sen menjadi US$70,87 per barel.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Stabil di Perdagangan Akhir Tahun Senin (30/12), Brent ke US$74,13
Investor tengah mencermati survei PMI pabrik China yang akan dirilis pada Selasa (31/12), serta survei ISM AS untuk Desember yang dijadwalkan pada Jumat.
Pekan lalu, Brent dan WTI masing-masing naik sekitar 1,4% didorong oleh penurunan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan pada pekan yang berakhir 20 Desember.
Penurunan ini terjadi karena aktivitas kilang meningkat dan permintaan bahan bakar melonjak selama musim liburan.
Penelitian dari IIR Energy pada Senin memperkirakan kapasitas kilang minyak AS yang tersedia akan berkurang sebesar 108.000 barel per hari (bpd) pada pekan yang berakhir 3 Januari.
Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi China pada tahun depan juga memberikan dukungan pada harga minyak, dengan harapan bahwa permintaan dari negara importir minyak mentah terbesar dunia tersebut akan meningkat.
Pemerintah China telah menyetujui penerbitan obligasi khusus senilai 3 triliun yuan (US$411 miliar) pada 2025 untuk mendorong pemulihan ekonomi, menurut laporan Reuters pekan lalu.
Baca Juga: Harga Minyak WTI Bertahan di Atas US$ 70 Per Barel Jelang Akhir Tahun, Senin (30/12)
"Pada 2024, konsumsi minyak global mencapai rekor tertinggi meski China tidak memenuhi ekspektasi. Stok minyak menuju tahun depan pada level yang relatif rendah," kata Ryan Fitzmaurice, analis komoditas senior di Marex.
"Ke depan, data ekonomi China diperkirakan akan membaik seiring dampak dari langkah-langkah stimulus terbaru yang akan terasa pada 2025. Selain itu, suku bunga yang lebih rendah di AS dan tempat lain juga seharusnya mendukung konsumsi minyak," tambahnya.
Bank Dunia telah meningkatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China untuk 2024 dan 2025, tetapi memperingatkan bahwa kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang lemah, serta tantangan di sektor properti, akan tetap menjadi hambatan pada tahun mendatang.
Selanjutnya: LivingWorld KotaWisata Cibubur Gelar Diskon&Magical Celebration Semarakkan Tahun Baru
Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamidi Hemat Satu Pekan Periode 30 Desember 2024-5 Januari 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News