kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Harga logam industri masih dibayangi sentimen perang dagang sepanjang kuartal ketiga


Senin, 07 Oktober 2019 / 18:23 WIB
Harga logam industri masih dibayangi sentimen perang dagang sepanjang kuartal ketiga
ILUSTRASI. Bijih nikel di peleburan milik Antam


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Menurut Wahyu, saat ini harga tembaga masih bersifat konsolidasi. Meskipun demikian, dia menilai masih ada ancaman yang bisa menyebabkan tembaga kembali terkoreksi. Ancaman-ancaman yang dimaksud ialah masih datang dari perang dagang dan Brexit. Akhir tahun, Wawan menebak harga tembaga tidak jauh dari US$ 5.800 per metrik ton. “Harga logam merah terus bergantung pada apakah proteksionisme atau perang dagang terus berlanjut,” jelas Wahyu.

4. Aluminium

Sama halnya dengan logam industri lain, sentimen perang dagang juga menyelimuti harga aluminium. Analis Asia Trade Point Futures Cahyo Dewanto mengatakan bahwa perang dagang antara AS dan China yang berlarut-larut menyebabkan pelaku industri merasa khawatir jika tarif dagang jadi diberlakukan oleh AS senilai US$250 miliar.

Bahkan, Cahyo mengatakan perang dagang akan meluas antara AS dan Uni Eropa. Ia bilang saat ini kondisi AS dan Uni Eropa sedang dalam diskusi panas terkait tarif impor. Hal ini berkaitan dengan industri mobil dan industri pesawat. “Keduanya membutuhkan bahan aluminium,” ujar Cahyo.

Baca Juga: Tak Ingin Kehilangan Momentum, Larangan Ekspor Nikel Tetap Berlaku

Meskipun terkoreksi, Cahyo bilang masih ada sentimen positif yang membuat aluminium tertahan untuk koreksi. Menurutnya, tren mobil listrik menyebabkan permintaan aluminium cukup banyak. Hal ini mengingat bahwa aluminium termasuk bahan campuran pembuatan mobil listrik seperti nikel, platinum, dan paladium.

Ia menilai harga aluminium akan masih terkoreksi hingga akhir tahun. Sentimen perang dagang AS-China dan yang berpotensi melebar hingga AS-Uni Eropa masih membayangi aluminium. Dia memperkirakan, harga aluminium sampai akhir tahun di level US$ 1.713,66 per metrik ton.

Hanya saja, Cahyo berpendapat bahwa pergerakan harga aluminium juga masih akan menunggu hasil pertemuan antara AS dan China tengah pekan ini. Menurutnya, potensi akan membaik jika ada kesepakatan baru dan ada penundaan tarif impor atau bahkan pembatalan penundaan tersebut. “Karena China adalah salah satu negara pengimpor aluminium dunia untuk industri rumah tangga, alat listrik, pemanas, mobil,” ujar Cahyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×