Reporter: Nadya Zahira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga sejumlah aset kripto terus mencetak rekor harga tertinggi jelang peristiwa halving.
Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, saat ini para trader atau investor lebih banyak memilih altcoin karena kali ini tampaknya berbeda dari siklus sebelumnya, mengingat dinamika pasar kripto yang unik saat ini.
Fyqieh mengatakan, altcoin mulai mendapatkan perhatian lebih di tengah peningkatan kapitalisasi pasar kripto secara total dan volume perdagangan yang lebih besar.
Dia menuturkan, jika Bitcoin berhasil menembus all time high (ATH) baru dan mengalami pertumbuhan cepat dalam hitungan minggu, biasanya akan terjadi pergerakan besar dari BTC tanpa banyak jeda. Dalam kondisi seperti ini, altcoin sering kali tidak mendapat sorotan, hingga Bitcoin mulai stabil setelah mengalami lonjakan.
Di tengah situasi tersebut, Fyqieh bilang, terdapat beberapa altcoin yang menarik untuk diperhatikan atau dikoleksi. Salah satunya yaitu altcoin seperti Ethereum, yang telah berhasil melewati batas penting US$ 4.000, bersama dengan Ripple (XRP), Cardano (ADA), Avalanche (AVAX), Polkadot (DOT), dan Chainlink (LINK).
Baca Juga: Harga Bitcoin Berpotensi Pecah Rekor Lagi ke US$ 80.000 di Akhir Bulan Maret 2024
“Dan ini diperkirakan akan terus memimpin pasar altcoin berkat peningkatan aktivitas dalam jaringan mereka,” ujar Fyqieh kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3).
Selain itu, altcoin seperti Litecoin (LTC), Stellar (XLM), dan Near Protocol (NEAR) juga bisa diperhatikan dan dikoleksi saat harga Bitcoin mengalami kenaikan karena berpotensi mengalami keuntungan signifikan, terutama menjelang Konferensi GPU Technology Conference (GTC) Nvidia yang akan berlangsung pada 17 hingga 21 Maret 2024.
“Untuk diketahui, konferensi tersebut dapat meningkatkan ekspektasi dan antusiasme investor,” kata dia
Lebih lanjut, Fyqieh mengatakan, token yang berkaitan dengan kecerdasan buatan (AI) seperti Render (RDNR), Fetch.ai (FET), dan SingularityNET (AGIX) juga bisa diperhatikan karena masih memiliki peluang untuk meningkat, seiring dengan pertumbuhan ekosistem AI dan blockchain yang mendorong transparansi.
Dengan infrastruktur AI yang semakin berkembang, proyek-proyek token AI dapat menemukan lebih banyak utilitas, memberikan kesempatan baru bagi investor untuk mengeksplorasi.
Tak hanya altcoin, Fyqieh mengungkapkan bahwa Investor sebagian besar juga mulai minat untuk berinvestasi di produk kripto bernama Pepe Coin (PEPE). Adapun PEPE adalah meme coin deflasi yang diluncurkan di Ethereum.
Baca Juga: Meme Coin Pepe Mulai Jadi Pilihan Investor
Fyqieh mengatakan, selama awal tahun 2024, nilai PEPE telah meroket sebesar 606,8%. Hal ini mencerminkan minat yang lebih luas terhadap kripto berbasis meme,
“Banyak para trader dan investor menunjukkan minat yang meningkat terhadap PEPE, di mana merupakan salah satu meme coin yang populer,” ungkapnya.
Fyqieh menyebutkan, sentimen bullish terhadap PEPE didorong oleh beberapa faktor, termasuk kenaikan harga yang signifikan dalam waktu singkat dan volume perdagangan yang tinggi.
Selain itu, dia mengatakan saat ini, lebih dari 50% wallet PEPE menguntungkan. Hal ini jelas menunjukkan bahwa banyak investor yang telah berinvestasi di PEPE, dan berada dalam posisi yang baik. Ditambah, fluktuasi harga PEPE yang tinggi, sehingga menarik para investor yang mencari keuntungan jangka pendek.
“Tak hanya itu, komunitas PEPE di media sosial dan forum online juga menunjukkan antusiasme tinggi. Dukungan komunitas ini meningkatkan kepercayaan investor terhadap masa depan PEPE,” kata dia.
Fyqieh memprediksi, prospek PEPE di masa depan tampaknya akan bervariasi. Beberapa trader menunjukkan bahwa PEPE bisa mengalami peningkatan nilai dalam jangka pendek. Namun, ada juga kekhawatiran mengenai viabilitas jangka panjang PEPE, karena tingkat likuiditas yang rendah dan sifatnya sebagai meme coin.
Baca Juga: Harga Bitcoin Terus Melonjak, Begini Kata OJK
Menurut dia, prediksi harga menunjukkan bahwa PEPE bisa mencapai nilai tertentu dalam beberapa tahun ke depan, tetapi ini sangat bergantung pada faktor-faktor seperti adopsi, sentimen pasar, dan pengembangan lebih lanjut dari proyek tersebut.
“Jika pengembang berhasil menghadirkan utilitas yang menarik, maka permintaan PEPE kemungkinan akan meningkat,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News