Reporter: Nadya Zahira | Editor: Tendi Mahadi
Sutopo mengatakan, Presiden AS Biden baru-baru ini juga mengumumkan rencana untuk kembali menaikkan tarif kendaraan listrik dari produsen utama Tiongkok. Permintaan investasi terhadap komoditas tersebut juga meningkat, seiring dengan para pedagang yang melakukan lindung nilai terhadap risiko inflasi.
Menurut Dewan Investasi Platinum Dunia, platinum akan mengalami defisit tahunan rata-rata sebesar 500.000 ons hingga tahun 2028.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, Sutopo memprediksi harga platinum akan diperdagangkan pada US$ 1.101,74 pada akhir kuartal ini. Sementara pada akhir tahun 2024, harga platinum akan berada di posisi US$ 1.165,43.
Selaras dengan hal ini, analis pasar mata uang dan komoditas Lukman Leong mengatakan, penurunan harga emas saat ini hanya sementara, sehingga penurunan harga emas saat ini tidak membuat harga logam mulia ikut merosot.
Dia menuturkan, harga perak akan mengikuti sentimen emas yaitu prospek suku bunga the Fed, situasi geopolitik dan perang. Sedangkan platinum selain faktor tersebut, harganya juga dipengaruhi oleh sentimen permintaan otomotif serta harga logam saingan palladium.
Lukman pun memperkirakan harga perak akan berada di level US$$36 - US$ 38 per ons troi pada akhir tahun. Sedangkan platinum akan berada di kisaran US$ 1.150 - US$ 2.000 pada akhir 2024.
Kemudian, untuk harga emas, dia memproyeksi akan berada di kisaran US$ 2.400 - 2.500 per ons troi pada akhir tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News