kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Harga Minyak Kembali Memanas, Begini Prospek ke Depan


Jumat, 10 Mei 2024 / 21:08 WIB
Harga Minyak Kembali Memanas, Begini Prospek ke Depan
ILUSTRASI. Harga minyak dunia kembali naik setelah sempat tertekan.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak dunia kembali naik setelah sempat tertekan. Memanasnya konflik di Timur Tengah menjadi pendorongnya.

Berdasarkan Trading Economics, harga minyak WTI kembali ke US$ 79,80 per barel dan minyak Brent ke US$ 84,32 per barel pada Jumat (10/5) pukul 19.00 WIB. Dalam sepekan, minyak WTI naik 2,19% dan minyak brent naik 1,67%.

Pengamat Komoditas Lukman Leong mengatakan, naiknya harga minyak belakangan ini dipicu oleh memanasnya konflik antara Israel dan Hamas. Selain itu juga didorong oleh data ekonomi China yang lebih kuat.

Menurut Lukman, ada tiga sentimen utama yang akan mempengaruhi harga minyak di sisa semester I ini. Yakni, data ekonomi dunia, situasi geopolitik dan perang, serta prospek suku bunga the Fed.

"Harga diperkirakan akan berkisar US$ 80 di semester I," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (10/5).

Baca Juga: Harga Minyak Memanas Kembali, Intip Prospek Selanjutnya

Di semester II, harga minyak berpotensi akan lebih tinggi. Menurut Lukman, di paruh kedua fokus utama investor masih terkait suku bunga bank sentral dunia. Diperkirakan, paling tidak ECB dan BoE sudah akan mulai memangkas suku bunga dan the Fed akan menyusul di kuartal terakhir.

Meski begitu, perkembangan situasi geopolitik dan perang juga masih akan terus menggerakkan harga minyak dunia. Sedangkan OPEC+ diperkirakan masih akan tetap pada kebijakan pemangkasan produksi mereka.

"Harga di semester II di kisaran US$ 85-US$ 90 per barel," pungkas Lukman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×