kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Harga CPO Berjangka Diperkirakan Melemah di Akhir Tahun, Ini Penyebabnya


Kamis, 24 Agustus 2023 / 20:10 WIB
Harga CPO Berjangka Diperkirakan Melemah di Akhir Tahun, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Harga CPO untuk kontrak pengiriman November 2023 kembali naik lebih dari 1% mendekati RM 3.900.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga CPO untuk kontrak pengiriman November 2023 kembali naik lebih dari 1% mendekati RM 3.900, setelah mengalami penurunan pada dua sesi sebelumnya. Hingga pukul 18.45 WIB, harga CPO berjangka naik 1,33% dari hari sebelumnya ke level RM 3.881 per ton.

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan kenaikan harga CPO ini didorong sejumlah faktor. Malaysia mempertahankan pajak ekspor minyak sawit mentah pada bulan September sebesar 8% dan menaikkan harga referensinya.

Mengenai data kargo, Intertek Testing Services dan Amspec Agri mengatakan pengiriman produk minyak sawit Malaysia untuk 1-20 Agustus naik antara 9,8% dan 17,4% dari periode yang sama bulan sebelumnya.

Baca Juga: Meski Menguat, Harga CPO Dinilai Masih Dalam Tekanan

Secara terpisah, asosiasi industri produsen utama India mengatakan bahwa China mungkin membeli 7 juta ton minyak sawit tahun ini dan setidaknya 8 juta ton pada tahun 2024. Di India, impor minyak sawit pada bulan Juli melonjak 59% dari bulan sebelumnya menjadi 1,08 juta ton atau tertinggi dalam tujuh bulan.

"Selain itu China berniat menaikkan pembelian minyak sawit dari Indonesia, yang terungkap dari pertemuan pejabat antar Kadin kedua negara, serta Rusia juga berminat namun masih terkendala dengan letter of credit," kata Sutopo kepada Kontan.co.id, Kamis (24/8).

Faktor lainnya dari cuaca ekstrem El Nino yang dapat berkontribusi pada panen yang berkurang. Sehingga membuat kemungkinan untuk mengangkat harga jika hal tersebut terjadi.

Baca Juga: Uni Eropa Tuding Biodiesel Indonesia Hindari Bea Masuk, Ini Kata Kemendag

"Namun, saingan utama minyak nabati global dapat mempengaruhi harga," sambungnya.

Meski banyak diguyur sentimen positif. Harga CPO diperkirakan masih tertekan di akhir tahun nanti. Faktor utamanya adalah adalah perlambatan ekonomi China.

Oleh sebab itu, Sutopo memperkirakan harga CPO berjangka di akhir tahun akan berkisar RM 3.500 per ton-RM 3.700 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×