kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Meski Menguat, Harga CPO Dinilai Masih Dalam Tekanan


Kamis, 24 Agustus 2023 / 16:03 WIB
Meski Menguat, Harga CPO Dinilai Masih Dalam Tekanan
ILUSTRASI. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk kontrak pengiriman November 2023 dalam sepekan ini bergerak volatile dan cenderung melemah. Namun, Kamis (24/8), harga CPO menguat seiring dengan penguatan mata uang ringgit Malaysia.


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk kontrak pengiriman November 2023 dalam sepekan ini bergerak volatile dan cenderung melemah. Namun, Kamis (24/8), harga CPO menguat seiring dengan penguatan mata uang ringgit Malaysia.

Pada pukul 15.22 WIB, Kamis (24/8), harga CPO kontrak pengiriman November 2023 berada di level MYR 3.875/ton.

Pengamat Mata Uang dan Komoditas Lukman Leong menilai, penguatan harga CPO sebagai pergerakan teknikal merespons ringgit malaysia yang juga menguat hari ini.

Sebab, secara umum harga CPO diprediksi masih akan tertekan, khususnya dengan perlambatan ekonomi di China yang semakin nyata.

"Selain itu bank sentral utama dunia yang masih terus agresif dalam kebijakan suku bunga," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (24/8).

Baca Juga: Peluncuran Bursa CPO Molor dari Target Menjadi Pertengahan Tahun 2024

Di sisi lain, Lukman menyebut, volatilitas yang mengangkat harga CPO sebulan terakhir ini seiring dengan naiknya permintaan, terutama dari India dan China. Sebab, ada kekhawatiran gangguan produksi yang disebabkan El Nino.

Kemudian juga didukung harga minyak kedelai yang juga naik cukup besar dalam satu bulan terakhir. Hal ini karena kekhawatiran produksi di Amerika Serikat dan rendahnya pasokan dari ekspor utama Argentina.

Hanya saja, dengan perlambatan ekonomi di China, Lukman berpendapat harga CPO akan kembali tertekan. Hingga akhir tahun, ia memperkirakan harga CPO berkisar pada MYR 3.500 - MYR 3.700 per ton.

Baca Juga: Ekspor CPO Melalui Bursa Berjangka Disarankan Bersifat Sukarela

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×