kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45896,84   -1,92   -0.21%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gas alam terkoreksi akibat aksi ambil untung


Rabu, 12 Oktober 2016 / 21:39 WIB
Gas alam terkoreksi akibat aksi ambil untung


Reporter: Petrus Sian Edvansa | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Setelah mencapai harga tertinggi di tahun ini pada Senin (10/10) lalu, Rabu (12/10) ini harga gas alam akhirnya mengalami koreksi.

Mengutip Bloomberg, pada Rabu (12/10) pukul 18.32 WIB, harga gas alam tercatat berada di level US$ 3,196 per mmbtu. Turun 1,27% dari hari sebelumnya yang ditutup pada US$ 3,237 per mmbtu.

Namun, apabila dibandingkan dengan hari yang sama pekan lalu, harga gas alam terbang jauh sebesar 5,10%, setelah pada Rabu (5/10) harga gas alam terlihat di level US$ 3,041 per mmbtu.

Wahyu Tri Wibowo, analis Central Capital Futures merasa, di tengah harga gas alam yang secara signifikan membaik, pasti pelaku pasar cenderung untuk melakukan aksi ambil untung. "Itu adalah hal yang wajar," kata dia.

Padahal, secara umum, Wahyu melihat bahwa komoditas terutama energi sedang dalam kondisi bagus, kecuali komoditas yang sifatnya risk speculative seperti emas dan perak. "Bahkan saat dollar AS sedang kuat, terutama terhadap sterling," nilai Wahyu.

Dia melihat, komoditas energi memang lebih baik dari komoditas lainnya karena cenderung tidak tergerus isu global seperti keluarnya Britania Raya dari Uni Eropa dan kenaikan suku bunga acuan The Fed.

Dia menilai jelang akhir tahun harga gas alam berpotensi untuk kembali terdongkrak akibat permintaan musim dingin, juga wacana pemangkasan output produksi OPEC yang dapat mengangkat harga minyak di pasar dunia. "Dengan naiknya harga minyak, harga gas alam juga akan terbantu naik," tandasnya.

Wahyu melihat, di sektor energi, masalah pasokan masih menjadi salah satu pendorong. Selama harga anjlok beberapa saat lalu, banyak perusahaan energi dan pertambangan yang rugi bahkan bangkrut, beberapa mengurangi produksi demi cost economy yang wajar.

"Dengan berkurangnya pasokan jelas mendukung harga meski permintaan belum naik signifikan. Ini terjadi terutama pada batubara dan gas alam," ucap Wahyu.

Untuk info, sejak September tahun lalu, produksi gas di AS turun hampir 9%, atau sekitar 2,5 milyar kaki kubik sehari.

Faktor yang mampu mengerek harga gas alam juga datang dari cuaca. Selain musim dingin yang semakin mendekat di negara-negara dengan empat musim, bencana badai juga dapat mempengaruhi cadangan dan pengiriman gas alam, sehingga dapat mengurangi pasokan dan menaikkan harga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×