Reporter: Namira Daufina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Perkara pasokan masih terus jadi katalis yang menjegal pergerakan harga gas alam meski selama delapan bulan di 2016, harga tetap dulang kenaikan.
Mengutip Bloomberg, Selasa (6/9) pukul 17.30 WIB harga gas alam kontrak pengiriman Oktober 2016 di New York Mercantile Exchange tergerus 1,18% di level US$ 2,76 per mmbtu dibanding hari sebelumnya.
Sepanjang Agustus 2016 pun harga gas alam merosot 1,03%. Namun, jika melihat sepanjang delapan bulan pertama tahun 2016, harga gas alam masih cetak kenaikan sebanyak 13,38%.
Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka mengungkapkan tekanan bagi harga gas alam sepanjang Agustus 2016 terjadi karena stok yang tinggi. Tercatat hingga awal September 2016 stok gas alam AS mencapai 3,401 triliun kaki kubik atau lebih tinggi 9% di atas rata-rata stok AS lima tahun terakhir.
"Artinya kan pasar melihat cuaca panas pun gagal mengangkat permintaan yang bisa membuat terserapnya pasokan yang ada," jelas Ibrahim. Selain juga tidak bisa dipungkiri, harga komoditas termasuk gas alam tertekan akibat penguatan USD imbas dari optimisme pasar memandang peluang kenaikan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.
Tekanan bagi harga gas alam masih besar paling tidak menurut Ibrahim hingga Oktober 2016 mendatang. "Karena kan sudah masuk musim gugur sehingga nyaris permintaan akan kembali mengering," tambah Ibrahim. Bahkan bukan tidak mungkin tekanan akan semakin besar mengingat pasokan AS yang belum terindikasi akan mengempis.
Hanya saja pelemahan harga gas alam yang diprediksi akan berlanjut hingga tengah kuartal empat ini tidak akan membawa harga sentuh level terendahnya lagi. Sebagai informasi pada 3 Maret 2016 lalu harga gas alam sempat terpuruk di US$ 2,08 per mmbtu yang merupakan level terendahnya sejak 2008 silam. "Saat itu musim dingin sudah berakhir dan memasuki musim semi, stok akhir Maret 2016 bahkan diduga naik ke 2,5 triliun kaki kubik," papar Ibrahim.
Nantinya jika pun stok tidak kunjung mengempis dan musim dingin di Desember 2016 gagal menggenjot permintaan gas alam, harga hanya akan koreksi terbatas. Ini juga dengan mempertimbangkan peluang The Fed untuk menaikkan suku bunga setidaknya sekali di tahun 2016 ini.
Sebaliknya jika yang terjadi adalah skenario positif, harga gas alam akhir tahun 2016 menurut perkiraan Ibrahim bisa naik lagi. Dukungan itu bisa datang dari laporan ENN Energy Holdings Ltd, salah satu perusahaan energi terbesar di China, yang memproyeksi sepanjang tahun 2016 ini penjualannya akan naik 15% atau setara 2 miliar kaki kubik naik dari tahun 2015 sebesar 1,2 miliar kaki kubik.
"Perkiraan ini berdasarkan pada tingginya peralihan penggunaan energi untuk pembangkit listrik di China," tutur Ibrahim. Memang diketahui Negeri Tirai Bambu getol mengurangi penggunaan batubara sebagai pembangkit listrik dan cenderung mengganti dengan gas alam. Ini juga yang kemudian melambungkan harga gas alam sejak akhir tahun 2015 lalu. Data National Development and Reform Commission China menunjukkan konsumsi gas alam China semester satu 2016 naik 9,8% menjadi 99,5 juta kaki kubik dibanding periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News