Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mirae Asset Sekuritas Indonesia memproyeksikan peningkatan konsumsi domestik Indonesia yang akan didorong oleh perbaikan daya beli, seiring dengan inflasi yang terkendali. Inflasi yang stabil dinilai membuka peluang bagi penurunan suku bunga.
Chief Economist & Head of Research Mirae Asset, Rully Arya Wisnubroto, menyatakan bahwa penurunan suku bunga hingga akhir tahun 2024 akan memberikan prospek positif bagi pergerakan pasar saham.
Ia memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai level 7.915 pada akhir tahun 2024. Sektor-sektor yang diperkirakan akan diuntungkan antara lain perbankan, barang konsumsi, industri farmasi, dan telekomunikasi.
Baca Juga: Era Suku Bunga Rendah Dimulai, Instrumen Investasi Ini Jadi Semakin Menarik
"Keberhasilan dalam mengendalikan inflasi memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat, yang tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang stabil dan membaik ke angka 124,4 pada Agustus," ujar Rully dalam acara Media Day: October 2024 Mirae Asset, Kamis (17/10).
Tonton: IHSG Hari Ini Kembali Naik, Rabu 16 Oktober 2024
Rully juga menyampaikan bahwa peningkatan indeks penjualan ritel yang tumbuh 5,8% secara tahunan pada bulan yang sama memperkuat harapan akan keberlanjutan tren konsumsi.
Ia menambahkan bahwa kebijakan moneter mulai melonggar sejak September, ditandai dengan penurunan suku bunga BI sebesar 25 basis poin (bps). Namun, Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan ini memutuskan untuk menahan BI rate karena masih adanya risiko volatilitas pasar.
Baca Juga: Era Suku Bunga Rendah Dimulai, Simak Rekomendasi Saham Emiten Semen
Rully juga menambahkan, jika nilai tukar rupiah menguat dalam jangka menengah, masih ada ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut. Penurunan suku bunga ini akan berdampak pada turunnya biaya pinjaman, yang diharapkan dapat mendorong belanja konsumen dan investasi.
Ia meyakini bahwa momentum perbaikan ekonomi domestik dan kebijakan moneter yang akomodatif dapat menghadapi tantangan dari faktor makroekonomi global. Meski investor cenderung beralih ke aset safe haven, Rully optimistis pasar modal Indonesia mampu menjaga stabilitas meskipun di tengah tantangan global.
Lebih lanjut, Rully menegaskan bahwa kebijakan suku bunga dan pertumbuhan ekonomi global akan menjadi faktor kunci dalam prospek pasar modal Indonesia.
Penurunan suku bunga di dalam negeri diperkirakan akan memberikan ruang bagi penguatan pasar modal, meskipun kebijakan suku bunga The Fed tetap akan memengaruhi dinamika pasar global dan Indonesia.
Baca Juga: Cermati Prospek Kinerja Emiten Big Caps di Era Suku Bunga Rendah
"Dengan stabilitas makroekonomi yang membuka peluang bagi penurunan suku bunga BI, fundamental ekonomi dan pasar modal Indonesia akan lebih baik," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News