kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   6.000   0,39%
  • USD/IDR 16.200   -65,00   -0,40%
  • IDX 7.080   -2,93   -0,04%
  • KOMPAS100 1.048   -3,07   -0,29%
  • LQ45 822   1,36   0,17%
  • ISSI 211   -2,01   -0,94%
  • IDX30 422   2,45   0,58%
  • IDXHIDIV20 505   4,21   0,84%
  • IDX80 120   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 123   -1,69   -1,35%
  • IDXQ30 140   1,02   0,74%

Emiten Ritel Gencar Diversifikasi dan Rebranding, Cek Rekomendasi Analis


Sabtu, 04 Januari 2025 / 08:47 WIB
Emiten Ritel Gencar Diversifikasi dan Rebranding, Cek Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Konsumen berbelanja pada pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (28/10/2024). Sejumlah emiten di sektor ritel memasang berbagai strategi untuk menggenjot kinerja pada tahun 2025, mulai dari rebranding hingga diversifikasi.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten di sektor ritel telah memasang berbagai strategi untuk menggenjot kinerja pada tahun 2025, mulai dari rebranding hingga diversifikasi.

Contohnya, PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) resmi meluncurkan AZKO sebagai identitas jenama baru pada awal tahun 2025. Langkah ini dinilai dapat mengurangi tekanan keuangan perusahaan, terutama setelah berakhirnya perjanjian lisensi dengan Ace Hardware. 

PT DFI Retail Nusantara Tbk (HERO) juga memutuskan untuk mengganti nama emitennya sebagai bagian dari strategi transformasi bisnis pada awal Desember 2024 lalu. Melalui langkah ini, HERO meninggalkan bisnis Hero supermarket dan akan fokus di unit usaha IKEA dan Guardian. 

Baca Juga: Ekspansi Buka 1.000 Gerai Berlanjut di 2025, Cek Rekomendasi Saham Alfamart (AMRT)

Selain rebranding, emiten ritel seperti PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) juga melakukan diversifikasi dengan memperluas lini usahanya di industri otomotif. Anak usaha ERAA, yakni PT Sinar Eka Selaras Tbk (ERAL) menjadi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) untuk merek mobil listrik asal China, XPENG. 

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama menilai peluncuran merek baru oleh ACES dapat mendongkrak kinerja penjualan produk. 

Sementara HERO, yang berfokus pada IKEA dan Guardian, diharapkan dapat menciptakan pasar baru di segmen niche, seperti produk rumah tangga premium serta kesehatan dan kecantikan.

Di sisi lain, diversifikasi yang dilakukan ERAA melalui anak usaha dipandang mampu memperkuat kinerja perusahaan, mengingat pesatnya perkembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. 

Baca Juga: PPN 12% & Bunga Tinggi, Kinerja Saham Properti Dibayangi Pelemahan Daya Beli di 2025

"Rebranding dan diversifikasi bisa meningkatkan kinerja dari emiten. Tapi investor dan pelaku pasar disarankan lebih selektif dalam memilih saham," kata Nafan kepada Kontan, Jumat (3/1).

Head of Investment Specialist PT Maybank Sekuritas Indonesia, Fath Aliansyah Budiman menambahkan dengan ERAL menjadi ATPM untuk XPENG, maka berpotensi mendapat tambahan pendapatan baru selain dari bisnis yang selama ini sudah berjalan. 

"Hal yang perlu diperhatikan adalah strategi penjualan yang akan diterapkan dan rencana jangka panjang dari sisi pengembangan produksi mobil listrik dengan merek tersebut," jelas Fath kepada Kontan, Jumat (3/1).

Secara teknikal, Fath melihat saham ERAL menunjukkan tanda-tanda kurang menguntungkan. Saat ini, support untuk saham tersebut berada di level Rp 290. Apabila melewati level tersebut, ERAL berisiko mengalami penurunan tren dan memiliki risiko yang lebih tinggi dalam waktu jangka pendek.

Di sisi lain, Researcher Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo melihat strategi rebranding belum tentu langsung meningkatkan kinerja top line perusahaan. 

Menurutnya, langkah ini lebih mengarah pada upaya efisiensi, seperti yang dilakukan ACES melalui rebranding dapat mengurangi beban dengan menghentikan lisensi merek ACE Hardware. 

Begitu juga bagi HERO, rebranding bisa menjadi cara untuk efisiensi dan memungkinkan perusahaan lebih fokus mengembangkan bisnis selain supermarket.

Adapun Azis menambahkan diversifikasi bisnis tidak selalu menjadi indikator peningkatan daya beli. Sebab, daya beli lebih dipengaruhi oleh pendapatan individu, sementara barang mewah tetap dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang termasuk dalam kategori PPNBM.

Baca Juga: Ekspansi Buka 1.000 Gerai Berlanjut di 2025, Cek Rekomendasi Saham Alfamart (AMRT)

Azis juga mencatat bahwa sektor ritel memiliki prospek yang menarik untuk jangka menengah, terutama karena adanya momentum hari-hari besar seperti Imlek, Ramadhan, dan Lebaran yang dapat meningkatkan daya beli. 

"Namun, tantangan tetap ada karena setelah periode hari besar berlalu, daya beli cenderung kembali normal. Saat ini, masalah utama yang dihadapi adalah melambatnya daya beli masyarakat," kata Azis kepada Kontan, Jumat (3/1).

Azis merekomendasikan untuk buy on weakness saham ACES dengan target harga Rp 790-Rp 795 per saham.

Sementara Nafan, merekomendasikan untuk accumulative buy saham ACES di target harga Rp 815 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×