Reporter: Rashif Usman | Editor: Noverius Laoli
Di sisi lain, Researcher Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo melihat strategi rebranding belum tentu langsung meningkatkan kinerja top line perusahaan.
Menurutnya, langkah ini lebih mengarah pada upaya efisiensi, seperti yang dilakukan ACES melalui rebranding dapat mengurangi beban dengan menghentikan lisensi merek ACE Hardware.
Begitu juga bagi HERO, rebranding bisa menjadi cara untuk efisiensi dan memungkinkan perusahaan lebih fokus mengembangkan bisnis selain supermarket.
Adapun Azis menambahkan diversifikasi bisnis tidak selalu menjadi indikator peningkatan daya beli. Sebab, daya beli lebih dipengaruhi oleh pendapatan individu, sementara barang mewah tetap dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang termasuk dalam kategori PPNBM.
Baca Juga: Ekspansi Buka 1.000 Gerai Berlanjut di 2025, Cek Rekomendasi Saham Alfamart (AMRT)
Azis juga mencatat bahwa sektor ritel memiliki prospek yang menarik untuk jangka menengah, terutama karena adanya momentum hari-hari besar seperti Imlek, Ramadhan, dan Lebaran yang dapat meningkatkan daya beli.
"Namun, tantangan tetap ada karena setelah periode hari besar berlalu, daya beli cenderung kembali normal. Saat ini, masalah utama yang dihadapi adalah melambatnya daya beli masyarakat," kata Azis kepada Kontan, Jumat (3/1).
Azis merekomendasikan untuk buy on weakness saham ACES dengan target harga Rp 790-Rp 795 per saham.
Sementara Nafan, merekomendasikan untuk accumulative buy saham ACES di target harga Rp 815 per saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News