Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Noverius Laoli
Di sisa tahun 2024 hingga 2025, kinerja emiten CPO masih bisa positif karena dikerek oleh rencana penerapan biodiesel 50% alias B50. Jika kebijakan ini diterapkan, serapan produk CPO di pasar domestik pastinya akan meningkat.
Nafan pun merekomendasikan add untuk AALI dengan target harga terdekat Rp 7.075 per saham.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menambahkan, beberapa emiten sawit yang sudah merilis laporan keuangan di kuartal III 2024, seperti TAPG, DSNG, SGRO, dan AALI menghasilkan laba bersih yang tumbuh positif. Meskipun, pertumbuhan laba bersih AALI masih tumbuh terbatas.
Baca Juga: Investor Pandang Era Prabowo-Gibran Positif untuk Pasar Modal Indonesia
Untuk sisa tahun 2024, kinerja emiten CPO masih bergantung terhadap bagaimana kondisi perekonomian China. Jika stimulus ekonomi yang diberikan pemerintah China bisa mendorong konsumsi masyarakat mereka, bisa mendorong adanya peningkatan permintaan atas CPO.
Tetapi, perlu dilihat juga permintaan dari India setelah hari perayaan Deepavali yang kemungkinan akan menurunkan permintaan dari negeri itu. Walaupun begitu adanya pemotongan levy ini bisa diharapkan menaikkan laba bersih para emiten CPO.
Tonton: Pemerintah Akan Memburu Pengusaha Sawit Nakal Pengemplang Pajak
“Adanya program B40 yang akan dilakukan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto juga bisa menjadi pendorong permintaan CPO, meskipun memang perlu diperhatikan lagi bagaimana skema yang berlaku,” paparnya.
Sementara itu, pergerakan harga saham emiten CPO juga akan bergantung pada bagaimana kinerja dari keuangan perusahaan, serta strategi yang bisa menggenjot kinerja pendapatan.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) Raih Laba Rp 868 Miliar Hingga Kuartal III-2024
Melansir RTI, kinerja saham TAPG naik 69,72% sejak awal tahun alias year to date (YTD). Kinerja saham SGRO naik 1,49% YTD, saham TLDN naik 24,44%, dan saham LSIP naik 37,64% YTD. Sementara, AALI malah mencatatkan turun 3,56% YTD.
Azis pun merekomendasikan trading buy untuk LSIP dan TAPG dengan target harga masing-masing Rp 1.305 per saham dan Rp 975 per saham.
Selanjutnya: Per Kuartal III, Acset Indonusa (ACST) kantongi Rp 1,8 Triliun Kontrak Baru
Menarik Dibaca: Hujan Petir Landa Daerah Ini, Cek Prakiraan Cuaca Besok (1/11) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News