Reporter: Yuliana Hema | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup November 2024 dengan melemah 1,19% ke posisi 7.114,27 pada Jumat (29/11). Jika dibandingkan penutupan bulan sebelumnya, IHSG ambles 6,07%.
Dalam sebulan terakhir, investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp 15,6 triliun di seluruh pasar. Dengan tekanan jual dari investor asing ini, net buy asing tersisa Rp 23,45 triliun.
Nampaknya tekanan jual investor asing dan berbagai sentimen negatif yang ada membuat pergerakan IHSG di Desember 2024 menjadi berat. Bahkan, potensi terjadinya window dressing tak sekuat tahun-tahun sebelumnya.
Secara historis, dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, IHSG hanya sekali mengalami koreksi, yakni pada Desember 2022. Adapun IHSG terkoreksi 3,26% pada Desember 2024.
Baca Juga: Bukan Lagi LQ45, Ini Saham yang Bisa Ditransaksikan Pada Sesi Pra-Pembukaan
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus masih optimistis, IHSG bisa bergerak menguat di akhir tahun ini jika berkaca dari data historis.
"Dengan kekuatan 18 kali penguatan dengan probabilitas hingga 95%, kami masih menaruh harapan IHSG pada Desember 2024 akan mencatatkan penguatan," kata Nico kepada Kontan.co.id, Minggu (1/12).
Namun secara teknikal, lanjut Nico, IHSG dalam fase yang cukup mengkhawatirkan karena terus melemah. Dia memproyeksikan, jika IHSG turun dari level 7.100, indeks komposit ini berpotensi menuju 7.060.
Pasalnya, situasi dan kondisi yang ada saat ini masih menekan pergerakan pasar saham, termasuk pasar obligasi. Adapun tekanan ini datang usai Donald Trump terpilih menjadi presiden Amerika Serikat (AS).
"Ini membuat window dressing rasanya berpotensi 50:50 untuk bisa terjadi karena semua bakal bergantung pada daya makro ekonomi yang akan dirilis, baik secara global maupun di dalam negeri," ucap Nico.
Baca Juga: IHSG Rawan Terkoreksi pada Senin (2/12), Intip Rekomendasi Saham Untuk Esok
Hans Kwee, Pengamat Pasar Modal menambahkan pelaku pasar relatif khawatir terhadap rencana tarif yang akan diterapkan Trump. Keadaan semakin panas, di mana presiden Meksiko berencana untuk melakukan pembalasan.
Dia menilai kebijakan Trump berpotensi mendorong kenaikan inflasi dan membuat The Fed membatasi pemotongan bunga di 2025. Pada Desember 2024, The Fed berpotensi memangkas suku bunga sebesar 25 basis points (bps).
Masih dari eksternal, tensi geopolitik menjadi sentimen yang akan dicermati investor. Termasuk, gencatan senjata Israel dan Hizbullah menurunkan Risiko gangguan pasokan minyak di kawasan Timur Tengah dan tensi Rusia dengan Ukraina.
"Kemenangan Trump juga menekan emerging markets, tetapi pasar keuangan seperti Brasil, Indonesia, Taiwan dan Uni Emirat Arab masih dianggap tetap menarik oleh pelaku pasar," kata Hans.
Baca Juga: ADRO Out GOTO In, Ini 20 Saham Dengan Market Cap Terbesar di Akhir November 2024
Di sisi lain, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta memproyeksikan IHSG berpotensi mengalami window dressing, yang didukung oleh beberapa sentimen.
Yang salah satunya didukung oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang diproyeksikan bisa kembali menguat 5% pada kuartal IV-2024. Selain itu, pergerakan IHSG juga akan didorong oleh meredanya ketegangan geopolitik.
Lebih lanjut, Nafan memproyeksikan IHSG akan menguji level resistance pertamanya di 7.300 hingga akhir tahun ini. Jika target tersebut sudah berhasil dicapai, IHSG berpotensi melaju ke level 7.600.
Baca Juga: Melemah Dalam Sepekan, Gerak IHSG Tertekan Derasnya Capital Outflow
Adapun saham pilihan Nafan untuk akhir tahun ini jatuh pada, AKRA, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, BUKA, GOTO, ITMG, KLBF, MDKA, MEDC, PGAS, SMGR, TLKM, ULTJ, dan UNTR.
Sementara itu, Hans menilai dalam jangka pendek IHSG berpeluang konsolidasi menguat dengan support di level 7.100 sampai level 7.000 dan resistance di level 7.250 sampai level 7.340.
Masih dalam jangka pendek, Nico memproyeksikan IHSG akan bergerak di rentang 7.060-7.150. Sementara, untuk sepanjang Desember 2024, Nico memprediksi IHSG akan ada di kisaran 7.150-7.300.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News