Reporter: Nadya Zahira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Jumat (3/5). Rupiah menguat di tengah pelemahan dolar AS.
Mengutip Bloomberg, Jumat (3/5) pukul 15.00 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,63 ke Rp 16.083 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,04% ke 105,25.
Sedangkan di Jakarta, Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) menguat 0,66% ke Rp 16.094 per dolar AS.
Baca Juga: Kurs Rupiah Melemah ke Rp 16.223 Per Dolar AS, Jumat (26/4) Pagi
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan dolar memberikan ruang bernapas bagi mata uang regional, meskipun mata uang tersebut masih mengalami penurunan besar karena prospek suku bunga AS tetap tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Ibrahim menuturkan bahwa data nonfarm payrolls yang akan dirilis nantinya, diperkirakan akan menjadi faktor lebih lanjut dalam prospek suku bunga. Sinyal kekuatan yang terus-menerus di pasar tenaga kerja akan memberi The Fed lebih banyak ruang untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi lebih lama.
“Kemudian, bank sentral baru-baru ini memperingatkan bahwa hal ini kemungkinan akan tetap terjadi dalam jangka pendek, dengan inflasi yang tinggi juga memberi sedikit alasan bagi The Fed untuk menurunkan suku bunga. Namun, The Fed juga mengisyaratkan bahwa pihaknya tidak berniat menaikkan suku bunga lebih lanjut,” kata Ibrahim dalam riset hariannya, Jumat (3/5).
Baca Juga: Hadapi Sejumlah Sentimen Memberatkan, Begini Strategi United Tractors (UNTR)
Dari dalam negeri, Ibrahim bilang, sentimen datang dari Bank Indonesia yang melaporkan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5% kurang lebih 1%. Inflasi IHK April 2024 tercatat sebesar 0,25% secara month to month (mtm), sehingga secara tahunan menjadi 3% (yoy).
Selain itu, dia menyebutkan bahwa Inflasi inti juga tetap terkendali, meskipun mengalami sedikit peningkatan. Data menunjukkan bahwa inflasi inti pada April 2024 mencapai 0,29% (mtm), dengan kontribusi utama dari komoditas emas perhiasan, minyak goreng, dan gula pasir.