Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Masuknya Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebagai salah satu investor di proyek smelter High Pressure Acid Leach (HPAL) PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dapat menjadi berkah bagi emiten produsen nikel tersebut.
Dalam berita sebelumnya, Danantara melalui divisi investasinya, Danantara Investment Management, turut menggandeng GEM Co Ltd asal China untuk melakukan investasi pada smelter HPAL INCO yang memiliki nilai investasi sekitar US$ 1,42 miliar atau setara Rp 23,2 triliun.
Kerja sama ini ditandai dengan adanya penandatanganan Pokok Perjanjian (HoA) antara Danantara dan GEM Co Ltd pada Rabu (27/8/2025) lalu.
Baca Juga: Saham Vale Indonesia (INCO) Melompat 6,08% (27/8/2025), Apa Sentimen Positifnya?
CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani menyampaikan, dengan menggandeng korporasi global yang bergerak di sektor metalurgi hijau, Danantara berupaya memajukan agenda hilirisasi sekaligus keberlanjutan dan inovasi.
"Integrasi penelitian dan pengembangan, energi hijau, dan daur ulang siklus tertutup mencerminkan jenis proyek berdampak tinggi yang akan menciptakan nilai jangka panjang bagi Indonesia dan mitra investasi kami," ujar dia dalam keterangan tertulis, Rabu (27/8).
Dalam catatan Kontan, INCO dan GEM Ltd berkongsi untuk membangun smelter HPAL Bahodopi. Sebelumnya, INCO menggandeng Zhejiang Huaoyou Cobalt Co dan Ford Motor Company untuk menggarap proyek Smelter HPAL Pomalaa.
Zhejiang Huaoyou Cobalt Co juga menjadi mitra INCO dalam proyek smelter HPAL Sorowako.
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia Muhammad Wafi mengatakan, keterlibatan Danantara sebagai investor proyek smelter HPAL menjadi sentimen positif bagi kelangsungan usaha INCO.
Baca Juga: Buka Posko Pengaduan, Vale Indonesia (INCO) Tangani Kebakaran Pipa di Luwu Timur
Sebab, INCO berpeluang mendapat jaminan dukungan politik dan regulasi dari Danantara sebagai perpanjangan tangan pemerintah agar proyek smelter tersebut tuntas.
"Ini termasuk potensi percepatan perizinan, insentif fiskal, dan sinergi dengan proyek strategis nasional (PSN)," ujar dia, Kamis (28/8).
Secara umum, langkah INCO yang berkomitmen mengembangkan smelter HPAL akan mendatangkan dampak positif secara jangka menengah dan panjang, mengingat perusahaan ini kelak dapat menghasilkan produk turunan nikel yang punya nilai tambah lebih.
Namun, untuk jangka pendek, kinerja INCO masih akan bergantung pada pergerakan harga nikel global yang cenderung melandai pada tahun ini.
Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Bidik Penjualan 2,2 Juta Ton Saprolit, Cek Rekomendasi Sahamnya
"Kenaikan biaya konstruksi dan masalah perizinan juga bisa jadi tantangan bagi kelangsungan proyek smelter INCO," tambah Wafi.