Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Wafi pun merekomendasikan beli saham INCO dengan target harga di level Rp 4.200 per saham.
Sementara itu, dalam riset 20 Agustus 2025, Analis BRI Danareksa Sekuritas Erinda Krisnawan dan Naura Reyhan Muchlis mempertahankan rekomendasi beli saham INCO dengan target harga Rp 4.700 per saham.
Katalis positif bagi INCO muncul seiring persetujuan revisi Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) berupa tambahan produksi bijih nikel saprolit sebesar 2,2 juta wet metrik ton (wmt).
Baca Juga: Oversupply Nikel Membayangi, Saham Vale Indonesia (INCO) Masih Layak Beli?
Hal ini membuat volume produksi bijih nikel saprolit INCO dari Blok Bahodopi akan terbagi rata pada kuartal III dan IV-2025 dengan perkiraan masing-masing 1--1,2 juta wmt per kuartal.
"Manajemen INCO mengindikasikan bahwa mereka telah mengunci harga premium untuk bijih tersebut di level US$ 25 per ton hingga Desember 2025, sehingga menghasilkan potensi peningkatan pendapatan sebesar US$ 56 juta pada semester II-25," tulis BRI Danareksa Sekuritas dalam risetnya.
Pada perdagangan Kamis (28/8) saham INCO ditutup di level Rp 3.800 atau turun 1,04% dari hari sebelumnya.
Selanjutnya: EBC: Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Berjalan, tapi Medannya Makin Rumit
Menarik Dibaca: EBC: Mesin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Masih Berjalan, tapi Medannya Makin Rumit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News