kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.435   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.141   34,56   0,49%
  • KOMPAS100 1.040   6,83   0,66%
  • LQ45 812   5,50   0,68%
  • ISSI 225   1,86   0,83%
  • IDX30 424   3,56   0,85%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 117   0,83   0,71%
  • IDXV30 122   2,00   1,67%
  • IDXQ30 139   1,66   1,21%

Kinerja Harum Energy (HRUM) Ditopang Bisnis Nikel, Simak Rekomendasi Analis


Senin, 19 Mei 2025 / 18:36 WIB
Kinerja Harum Energy (HRUM) Ditopang Bisnis Nikel, Simak Rekomendasi Analis
ILUSTRASI. Para analis memberikan rekomendasi saham Harum Energy (HRUM) yang ditopang bisnis nikel untuk tahun ini


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk (HRUM) berhasil memperoleh kinerja keuangan impresif pada kuartal I-2025. Capaian positif ini dipengaruhi oleh lini bisnis ekspor komoditas nikel.

Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), HRUM membukukan total pendapatan senilai US$ 298,94 juta pada kuartal I-2025 atau tumbuh 12,40% year on year (yoy) dibandingkan total pendapatan perusahaan pada kuartal I-2024 sebesar US$ 265,97 juta.

Mayoritas pendapatan HRUM berasal dari penjualan ekspor batubara sebesar US$ 112,24 juta pada kuartal I-2025, atau melemah 27,63% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu US$ 155,09 juta.

Namun demikian, HRUM mampu meraih kenaikan penjualan ekspor feronikel sebesar 127,05% yoy menjadi US$ 91,59 juta pada kuartal I-2025, dari sebelumnya yakni US$ 40,34 juta. Penjualan ekspor nikel matte HRUM juga melesat 607,55% yoy dari US$ 8,88 juta pada kuartal I-2024 menjadi US$ 62,83 juta pada kuartal I-2025.

Baca Juga: Harum Energy (HRUM) Raih Pendapatan US$ 298,94 Juta pada Kuartal I-2025

Hingga akhir kuartal I-2025, laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk HRUM melesat 464,12% yoy menjadi US$ 5,57 juta, dibandingkan realisasi kuartal I-2024 senilai US$ 987.319.

Pengamat Pasar Modal Muhammad Thoriq Fadilla menilai, kinerja HRUM cukup menarik untuk dicermati. Sebab, terjadi pergeseran sumber pendapatan yang mana emiten tersebut sekarang lebih banyak ditopang oleh penjualan feronikel dan nikel matte ke pasar ekspor. 

Padahal, selama ini HRUM lebih dikenal sebagai pemain di industri batubara, namun kinerja lini bisnis tersebut justru menurun. Hal ini cukup dipengaruhi kondisi pasar batubara yang menantang, baik dari sisi permintaan global maupun tekanan kebijakan transisi energi.

Realisasi kinerja pada kuartal I-2025 juga menegaskan bahwa strategi diversifikasi HRUM ke bisnis nikel mulai memberikan dampak nyata. Tingginya penjualan ekspor feronikel dan nikel matte juga didorong oleh permintaan global yang meningkat, terutama untuk industri kendaraan listrik.

 

“Kalau dilihat dari arah tren global, besar kemungkinan kinerja bisnis nikel HRUM akan terus tumbuh pada kuartal-kuartal selanjutnya, apalagi jika mereka terus memperkuat produksi dan ekspor dari lini bisnis tersebut,” ungkap Thoriq, Senin (19/5).

Chief Executive Officer Edvisor Provina Visindo Praska Putrantyo menambahkan, kinerja positif dari lini bisnis nikel dipengaruhi oleh peningkatan utilisasi PT Westrong Metal Industry yang mulai beroperasi sejak 2024. Dalam catatan Kontan, produksi nikel HRUM dihasilkan dari smelter kedua Westrong Metal Industry yang telah beroperasi penuh.

Dia menyebut, peluang peningkatan kinerja HRUM tetap terbuka pada kuartal kedua dan seterusnya, baik dari lini bisnis nikel maupun batubara.

Salah satu sentimen positif bagi HRUM adalah meredanya tensi perang dagang sering penundaan kebijakan tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China selama 90 hari mendatang, sehingga dapat mendorong permintaan komoditas asal Indonesia.

“Di sisi lain, sentimen negatif bagi HRUM adalah ketidakpastian yang masih tinggi dan kondisi oversupply batubara, sehingga menekan harga komoditas tersebut,” kata Praska, Senin (19/5).

Thoriq menimpali, rencana ekspansi besar-besaran yang disiapkan HRUM melalui belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar US$ 400 juta menjadi sinyal positif bahwa emiten tersebut bakal agresif dalam memperluas bisnisnya, terutama di sektor nikel. 

Baca Juga: Bisnis Nikel Harum Energy (HRUM) Melesat pada 2024, Simak Rekomendasi Analis

Namun begitu, adanya peningkatan beban pokok pendapatan dan beban langsung sebesar 22,20% yoy menjadi US$ 239,37 juta yang dicatatkan pada kuartal I-2025 perlu diwaspadai oleh HRUM, karena dapat menggerus margin jika tidak dikendalikan. 

Selain itu, adanya lonjakan beban keuangan HRUM dari US$ 3,62 juta pada kuartal I-2024 menjadi US$ 11,23 juta pada kuartal I-2025 tidak bisa dianggap remeh dan bisa menjadi perhatian bagi investor. Kenaikan beban keuangan ini kemungkinan besar disebabkan oleh penambahan utang yang digunakan untuk membiayai ekspansi HRUM.

Memang, ekspansi penting untuk pertumbuhan usaha, namun jika dibiayai dengan utang yang besar maka risiko finansial HRUM juga ikut meningkat. Apalagi, suku bunga acuan masih cukup tinggi, sehingga beban bunga yang ditanggung perusahaan makin berat. 

“Artinya, ke depan HRUm harus benar-benar bisa menjaga keseimbangan antara ekspansi dan stabilitas keuangan,” tutur dia.

Sementara menurut Praska, secara fundamental debt to equity ratio (DER) HRUM masih cenderung kecil dan menurun secara tahunan. Di samping itu, interest coverage HRUM juga masih tergolong besar yakni sekitar 3 kali. Ini menunjukkan bahwa laba operasional HRUM masih mampu membayar beban bunga atas kenaikan jumlah pinjaman. 

“Alhasil, kenaikan beban keuangan tersebut belum terlalu signifikan,” imbuhnya.

Thoriq menganggap saham HRUM cukup menarik, terutama bagi investor yang berorientasi jangka menengah dan panjang. Secara teknikal, saham HRUM direkomendasikan beli di level Rp 820 per saham dengan target harga Rp 900 per saham dan stop loss di kisaran Rp 790 per saham.

Selanjutnya: Beri Kepastian Hukum, Pengembang PLTM Sambut Permen ESDM No 5/2025

Menarik Dibaca: Perluas Jaringan Distribusi Pemesanan Properti, OYO Luncurkan SuperAgent

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×