Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Hingga akhir tahun 2015, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) telah menyerap dana hasil penawaran umum berkelanjutan, obligasi II Tahap I 2015 sebesar Rp 340,9 miliar. Jumlah tersebut 69,4% dari hasil obligasi setelah dikurangi biaya emisi.
Michael Yong mengatakan, sebagian besar dana tersebut digunakan untuk pengembangan usaha di bidang properti yakni sebesar Rp 193,6 miliar. "Sementara Rp 147,38 miliar digunakan sebagai modal kerja perseroan dan entitas anak," katanya dalam keterbukaan, Kamis (14/1).
Dengan begitu, saat perseroan masih memiliki sisa dana obligasi sebesar Rp 150,2 miliar. Michael bilang, dana tersebut disimpan dalam Bank UOB Indonesia, Bank Mandiri, Bank Permata dan Bank Central Asia.
Sisa dana tersebut disimpan dalam jangka waktu satu bulan dan diperpanjang dengan tingkat suku bunga deposito IDR konvensional 5,25%-9,5%.
Seperti diketahui, SMRA telah merilis obligasi II Tahap I 2015 pada November 2015 lalu. Rencananya, sebesar Rp 343,9 miliar atau 70% dari hasil obligasi setelah dikurangi biaya emisi akan digunakan untuk pengembangan usaha di bidang properti dan Rp 147,3 miliar akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan anak usaha.
Sebelumnya, Direktur Utama SMRA, Adrianto Adhi mengatakan, perseroan menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (Capex) Rp 2,7 triliun tahun ini yang akan digunakan untuk mempersiapkan proyek baru, melanjutkan pembangunan proyek-proyek properti dan pembangunan infrastruktur.
Dana tersebut akan bersumber dari kas internal dan pendanaan eksternal. Hanya saja, dia belum bisa merinci komposisi capex tersebut. Hanya yang pasti, perseroan baru memiliki dana sebesar Rp 700,2 miliar yang dari sisa obligasi sebesar Rp 150,2 miliar tersebut ditambah dengan fasilitas pinjaman dari BCA sebesar Rp 550 miliar akhir tahun lalu.
Dengan begitu, perseroan masih harus menyiapkan dana sekitar Rp 2 triliun untuk memenuhi kebutuhan capex tahun depan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News