Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) siap berekspansi. Sepanjang tahun 2016, pengembang properti ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 2,7 triliun.
SMRA akan menggunakan dana itu untuk menyiapkan proyek baru, melanjutkan proyek properti dan membangun infrastruktur. "Sumber dana dari kas internal dan eksternal," kata Direktur Utama SMRA Adrianto Adhi, kepada KONTAN, Selasa (5/1).
Tapi Adrianto belum bisa menyampaikan porsi kas internal dan pendanaan eksternal untuk capex itu. SMRA masih melihat perkembangan dan mempertimbangkan beberapa alternatif.
Saat ini SMRA memiliki dana Rp 1,05 triliun untuk capex. Sebesar Rp 500 miliar adalah dana hasil penerbitan obligasi November 2015 dan Rp 550 miliar pinjaman dari BCA.
Dengan begitu, dana Rp 1,65 triliun harus disiapkan perusahaan ini berasal dari internal dan eksternal. "Tahun ini belum ada rencana menerbitkan obligasi," tegas dia.
Adrianto juga menampik jika dana investasi real estat alias DIRE akan menjadi salah satu alternatif pendanaan tahun ini. Dia bilang, SMRA tidak akan memutuskan apapun terkait DIRE sebelum aturan produk tersebut jelas.
Saat ini, SMRA masih menunggu revisi Peraturan Kementerian keuangan (PMK) terkait DIRE. Untuk marketing sales tahun ini, SMRA memasang target konservatif, yakni sama dengan target tahun lalu senilai Rp 4,5 triliun.
Manajemen SMRA memandang pemulihan ekonomi dan perbaikan bisnis properti baru terlihat di kuartal III 2016. Mayoritas target marketing sales masih dibidik dari proyek di Summarecon Bandung dan Summarecon Serpong.
"Di Bandung kami menargetkan menyumbang hingga Rp 1,5 triliun dan Serpong berkontribusi Rp 1,5 triliun," tambah Adrianto.
Sementara sisanya Rp 1,5 triliun akan dibidik dari proyek Summarecon Bekasi dan Summarecon Kelapa Gading. Untuk mencapai target itu, SMRA berniat meluncurkan kluster baru di Bandung dan Serpong, serta proyek highrise building.
Hanya saja, Adrianto belum bisa menyampaikan jenis dan skala proyek yang akan dirilis tahun ini. SMRA akan membidik marketing sales 50% dari proyek landed house dan 50% dari highrise building.
Sementara sepanjang 2015, SMRA mengantongi marketing sales Rp 4,3 triliun. Itu berarti SMRA hanya merealisasikan 96% dari target yang ditetapkan Rp 4,5 triliun. Adrianto menilai pencapaian itu cukup baik di tengah tantangan berat bisnis properti sepanjang 2015.
Kinerja tadi berkat dukungan proyek Summarecon Bandung. Meski peluncuran Summarecon Bandung tertunda menjadi November 2015 dari rencana semula kuartal II 2015, Andrianto bilang, proyek tersebut tetap menyumbang marketing sales sesuai harapan, yakni Rp 800 miliar.
Summarecon Bandung meluncur pada 21 November lalu. Perusahaan ini meluncurkan 400 unit rumah tapak dengan rentang harga antara Rp 1,3 miliar sampai Rp 4,75 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News