Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Yudho Winarto
Tentunya, cerita manis keuntungan tersebut juga tidak luput dari derita kerugian. Putri tak menampik bahwa ia sempat merugi berinvestasi khususnya di instrumen saham. Walau jumlahnya tak besar, namun kerugian itu cukup membuatnya kapok untuk investasi saham.
Terakhir kali Putri memiliki aset saham yakni pada tahun 2020 lalu. Menurut dia, saham barangkali kurang cocok dengan profil investasi pribadi dan terdapat faktor teknis lainnya seperti strategi timing ataupun analisis.
Kendati demikian, Putri berpendapat bahwa tidak melakukan investasi juga merupakan bagian dari investasi. Tidak hanya saham, Putri juga sempat berhenti membeli bitcoin pada tahun 2020 hingga 2022.
Baca Juga: Trump Media Ajukan Merek Dagang untuk Produk Investasi Bitcoin dan Industri AS
Selama masa vakumnya tersebut, Putri menyadari sudah waktunya untuk melakukan evaluasi dan jangan mudah terjerumus FOMO. Di samping itu, sembari mengumpulkan idle money untuk persiapan mulai investasi lagi.
Namun, tren ikutan-ikutan atau Fear of Missing Out (FOMO) dalam investasi, sebenarnya tidak selalu buruk. Asalkan FOMO tersebut bisa ditakar kerugiannya dan tidak sampai menganggu portofolio investasi.
Misalnya seperti beli koin kripto bernilai receh menggunakan duit ngopi atau duit yang memang bukan untuk kebutuhan sehari-hari. Risiko investasi dengan duit ngopi tersebut mungkin hanya tidak bisa ikutan nongkrong.
Baca Juga: Industri Kripto di 2025 Diperkirakan Tumbuh, Ini Faktor Pendorongnya
Selain itu, penting bagi calon investor untuk membangun uang kas terlebih dahulu agar memiliki fleksibilitas untuk berinvestasi nantinya. Ini termasuk membebaskan diri dari utang, supaya uang yang dibayarkan untuk utang tersebut tidak lebih besar nilainya daripada keuntungan yang didapatkan dari investasi.
‘’Sebenarnya punya cicilan ga masalah, asalkan utang diperkecil atau pendapatan yang diperbesar,’’ sebut Putri.
Putri mengungkapkan, portofolio investasinya saat ini terdiri dari Bitcoin, emas dan pasar uang. Dari skala 1-100%, Bitcoin memiliki porsi terbesar sekitar 60%, kemudian emas sebesar 20%, serta instrumen pasar uang meliputi kas dan reksadana pasar uang sebesar 20%.
Ibu satu anak ini turut mewariskan kebiasaan berinvestasi kepada putrinya yang saat ini sudah kelas 4 SD. Putri Madarina bersama suami berharap bisa menanamkan perilaku gemar menabung kepada anak daripada suka menghabiskan uang.
Baca Juga: The Fed Dukung Adopsi Stablecoin untuk Perkuat Dominasi Dolar AS
Di luar kesibukannya memimpin Fasset Indonesia, Putri menyukai hobi seputar seni. Maklum, jauh sebelum mengenal luas investasi, wanita 37 tahun ini merupakan lulusan dari jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV) di Pelita Harapan.
Putri dulu pernah memiliki bisnis clothing line pada tahun 2010-2013. Kegemarannya menyukai barang-barang bermerek (branded) itu memang sudah disadari sejak SMA. Sementara untuk saat ini, Putri memposisikan diri sebagai penikmat fesyen (fashion).
Dalam waktu dekat, Putri berencana meluncurkan buku seputar tips investasi. Salah satunya buku tersebut akan bercerita tentang sang kakek sebagai sosok luar biasa, seorang yatim piatu yang mampu menghidupi dua generasi di bawahnya.
‘’Lingkungan terdekat saya juga banyak yang belum paham investasi. Jadi saya berharap dengan bahasa sesederhana mungkin, orang-orang bisa paham mengatur pos keuangan,’’ tandas Putri.
Selanjutnya: -Pakai Tips Ini Untuk Hadapi Menstruasi di Hari Pernikahan Anda
Menarik Dibaca: -Pakai Tips Ini Untuk Hadapi Menstruasi di Hari Pernikahan Anda
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News