Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kripto diperkirakan kian tumbuh di 2025. Integrasi ekosistem hingga meningkatnya pemahaman teknologi blockchain menjadi pendorongnya.
CEO Indodax, Oscar Darmawan mengatakan, tahun 2025 akan menjadi tahun yang positif bagi industri aset kripto di Indonesia. Ia memperkirakan nilai transaksi dan jumlah investor akan terus meningkat.
Salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan ini adalah peralihan pengawasan aset kripto dari Bappebti ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mulai berlaku pada Januari 2025. Menurutnya, dengan pengawasan dari OJK, regulasi terhadap industri kripto di Indonesia akan semakin terintegrasi dengan ekosistem keuangan nasional.
"Ini memberikan kepastian hukum yang lebih kuat di samping meningkatkan kepercayaan investor," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (7/2).
Dari sisi adopsi, minat masyarakat terhadap aset kripto juga dinilai akan semakin berkembang. Hal itu didorong meningkatnya pemahaman terhadap teknologi blockchain, serta diversifikasi investasi di tengah volatilitas ekonomi global.
Baca Juga: Donald Trump Jr: Kripto Adalah 'Masa Depan Hegemoni Amerika'
"Seiring dengan meningkatnya kesadaran terhadap manfaat aset digital seperti Bitcoin yang dinilai dapat melindungi nilai terhadap inflasi dan alternatif investasi, kami memperkirakan jumlah investor kripto di Indonesia akan terus bertambah," katanya.
Sepanjang Januari 2025, Indodax mencatat total transaksi sebesar Rp 16,01 triliun atau setara 12,02% dari keseluruhan total transaksi selama 2024. Oscar menyebutkan angka tersebut menunjukkan aktivitas perdagangan aset kripto masih berjalan dengan baik di awal tahun, sejalan dengan tren positif yang telah terbentuk sepanjang tahun lalu.
"Kami melihat bahwa pasar kripto di Indonesia terus berkembang, dengan semakin banyaknya investor yang masuk dan mempercayai aset digital sebagai bagian dari strategi investasi mereka," sebutnya.
Adapun sepanjang 2024, data dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat pertumbuhan investor kripto sebesar 23,77% secara tahunan (YoY) menjadi 22,91 juta. Sejalan, nilai transaksi aset kripto juga melonjak hingga 335,91% YoY menjadi Rp 650,61 triliun dari tahun 2023 sebesar Rp 149,25 triliun.
Kepala Departemen Pengawasan Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto OJK, Dino Milano Siregar mengatakan, OJK berkomitmen untuk terus mengawal perkembangan dan penguatan penyelenggaraan perdagangan aset keuangan digital dengan tetap menjaga stabilitas di sektor keuangan dan pelindungan konsumen.
OJK berkomitmen untuk terus memperkuat ekosistem kripto pasca transisi melalui kolaborasi yang mendorong inovasi berkelanjutan dan penguatan regulasi yang adaptif.
"Juga peningkatan literasi dan perlindungan bagi investor guna menciptakan lingkungan investasi yang lebih aman dan transparan," kata Dino di Jakarta, Jumat (7/2).
Baca Juga: Bitcoin Naik, Dogecoin Turun pada Jumat (7/2), Cek Petunjuk Jual Beli Aset Kripto
Dalam riset Indonesia Crypto and Web3 Industry Report 2024 oleh Asosiasi Blockchain dan Pedagang Aset Kripto Indonesia (ABI – Aspakrindo) bersama ICN – Coinvestasi menyoroti Indonesia tercatat mengalami pertumbuhan signifikan. Indonesia naik ke posisi ketiga dalam indeks adopsi global pada 2024, memposisikannya sebagai negara terdepan di Asia Tenggara, diikuti oleh Vietnam di posisi kelima dan Filipina di posisi kedelapan.
Investor kripto di Indonesia juga datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Menurut survei Coinvestasi pada Desember 2024, sekitar 83% dari total investor kripto berasal dari wilayah Jawa dan Bali, dengan Jawa Barat menjadi provinsi dengan konsentrasi tertinggi mencapai 24,6%.
Total kapitalisasi pasar kripto naik 45,7% (US$ 1,07 triliun) hingga menutup kuartal IV 2024 di angka US$ 3,40 triliun. Meskipun pasar kehilangan momentum di kuartal III, pasar berhasil menemukan titik terendah lokal, sebelum bangkit kembali di pertengahan kuartal IV menyusul kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat (AS) dan derasnya arus masuk investor institusional melalui ETF Bitcoin spot di AS.
Kuartal IV 2024 juga merupakan kuartal penting bagi Bitcoin (BTC), karena melampaui US$ 100.000 untuk pertama kalinya pada tanggal 9 Desember 2024. Harga mencapai titik tertinggi US$ 108.135 sebelum sedikit menurun dan mengakhiri tahun di US$ 93.508. Ini merupakan peningkatan 121,5% dari awal tahun.
Sementara itu, menurut data Social Media Monitoring Dataxet Sonar, melihat perbincangan terkait kripto di media sosial meningkat sebesar 419% sepanjang tahun 2024.
Percakapan tentang kripto mengalami pasang surut sepanjang tahun, dengan lonjakan pada Maret, Juli, dan Oktober-Desember, dipicu Bitcoin sebagai alat transaksi Rusia, investasi MicroStrategy, hingga kenaikan harga pasca terpilihnya Donald Trump.
Dalam data yang sama, koin yang paling banyak ditransaksikan pada 2024, yakni Bitcoin, XRP, USDT, DOGE, dan PEPE.
Selanjutnya: Tingkatkan TKDN, FAT Gas Compressor Hadir di Indonesia
Menarik Dibaca: Tingkatkan TKDN, FAT Gas Compressor Hadir di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News