Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali melakukan rebalancing melalui evaluasi mayor pada sejumlah indeks saham. Indeks yang terkena kocok ulang di antaranya ada LQ45 dan IDX30, dua indeks yang sering dikaitkan dengan saham blue chip.
Dalam rebalancing kali ini, ada tiga saham yang masuk LQ45. Mereka adalah PT Ciputra Development Tbk (CTRA), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA).
Ketiga saham tersebut menggusur PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) yang keluar dari penghitungan indeks LQ45.
Baca Juga: Rekomendasi Analis untuk 5 Saham Blue Chip Baru di LQ45 dan IDX30
Pada saat yang sama, PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Indosat Tbk (ISAT) masuk menjadi konstituen IDX30. Duo saham emiten telekomunikasi ini menggantikan PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES) dan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).
Periode konstituen baru dari evaluasi mayor ini akan berlaku efektif pada 3 Februari 2025 sampai dengan 30 April 2025. Chief Executive Officer Edvisor Profina Visindo Praska Putrantyo menilai rebalancing LQ45 dan IDX30 kali ini sesuai ekspektasi.
Saham yang keluar indeks telah mengalami penurunan kapitalisasi pasar, dan secara likuiditas mengalami penurunan nilai transaksi.
"Saham yang masuk seperti EXCL, ISAT dan JPFA mengalami kenaikan, sehingga dapat menggeser saham-saham yang keluar," kata Praska kepada Kontan.co.id, Kamis (23/1).
Baca Juga: Selagi Harga Tren Melemah, Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip Tambang Emas Ini
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menambahkan, rebalancing LQ45 sesuai dengan ekspektasi dari sisi fundamental, likuiditas transaksi serta sentimen yang mengiringi emiten dalam beberapa waktu terakhir. Tapi Ekky memiliki catatan pada kocok ulang IDX30.
Ekky menyoroti saham PGEO, yang meskipun keluar dari indeks, tapi masih punya prospek kinerja yang menarik. Hanya saja, likuiditas PGEO mengalami pelemahan dalam tiga bulan terakhir, yang kemungkinan menjadi penyebab saham emiten panas bumi itu tergusur dari IDX30.
Kemudian, masuknya EXCL dan ISAT membuat IDX30 diisi oleh tiga saham telekomunikasi raksasa bersama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). "Ini menjadi terlalu fokus pada sektor yang sama. Komposisi ini dapat membatasi diversifikasi sektoral indeks," kata Ekky.
Vice President Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi memprediksi saham-saham yang keluar dari LQ45 dan IDX30 kali ini cenderung disebabkan oleh likuiditas yang menurun. Di sisi lain, saham yang masuk ke dalam indeks memiliki likuiditas dan kapitalisasi pasar yang cukup besar.
Praktisi Pasar Modal & Founder WH Project William Hartanto memandang secara umum rebalancing LQ45 dan IDX30 kali ini sesuai dengan ekspektasi pasar. William mengamati respons pasar yang tampak menyambut saham-saham konstituen baru dari indeks blue chip tersebut.
Baca Juga: Umumkan Merger, Analis Kompak Rekomendasi Beli Saham Blue Chip Ini Selagi Harga Murah
"Kenaikan dan penurunan harga di momentum rebalancing adalah respons yang umum. Kalau sahamnya bukan yang disukai pelaku pasar, kemungkinan tidak ada perubahan harga," kata William.
Tapi, pelaku pasar harus tetap memperhatikan sentimen lain yang mengiringi saham tersebut. Termasuk posisi teknikal untuk melihat arah pergerakan harga saham. "Jadi bukan karena masuk atau keluar indeks lalu faktor lainnya tidak diperhatikan," imbuh William.
Adapun, hampir semua saham yang akan menjadi konstituen LQ45 dan IDX30 mengalami kenaikan harga pada perdagangan Kamis (23/1). CTRA, MAPA, EXCL dan ISAT masing-masing menguat 2,08%, 2,19%, 1,32% dan 1,30%. Hanya JPFA yang merosot 1,57%.
Equity Analyst Indo Premier Sekuritas Indri Liftiany mengamati respons pasar terhadap rebalancing indeks belum signifikan. Indri memperkirakan investor cenderung berhati-hati mengambil posisi menjelang libur panjang pada pekan depan.
Baca Juga: Berencana Stock Split dengan Rasio 1:4, Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip Ini
Di sisi lain, pelaku pasar tampak masih fokus mencermati saham-saham perbankan yang mengalami rebound. Ekky sepakat, respons pasar masih belum signifikan karena nvestor kemungkinan masih fokus pada momentum pasar saham yang sedang bullish.
Masih Layak Sebagai Acuan Investasi
Senior Vice President & Head of Retail Henan Putihrai Asset Management Reza Fahmi Riawan menilai indeks LQ45 dan IDX30 tetap menarik sebagai acuan investasi bagi investor ritel maupun institusi.
Saham yang masuk ke dalam indeks memiliki potensi kenaikan jangka pendek, sehingga dapat memanfaatkan sentimen tersebut sebagai momentum trading.
Sedangkan untuk jangka panjang, analisis fundamental tetap harus menjadi acuan. "Investor perlu memadukan analisis fundamental dan teknikal untuk keputusan yang optimal," kata Reza.
Baca Juga: Harga Turun 8% Sebulan, Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip Ini
Technical Analyst BRI Danareksa Sekuritas Reyhan Pratama sepakat, indeks LQ45 dan IDX30 tetap layak menjadi acuan investasi karena mewakili saham unggulan dengan risiko yang relatif lebih rendah.
"Kenaikan saham yang masuk mencerminkan respons pasar yang positif akibat sentimen rebalancing, terutama dari minat manajer investasi yang mereplikasi indeks," terang Reyhan.
Reyhan menyematkan rekomendasi buy untuk saham CTRA, JPFA dan EXCL. Target harga untuk CTRA ada di Rp 1.030 - Rp 1.070 dan stoploss di Rp 935. Target untuk JPFA ada di Rp 2.030 - Rp 2.190 dan stoploss di Rp 1.815.
Sedangkan target harga EXCL berada di area Rp 2.350 - Rp 2.430 dan stoploss di Rp 2.220. Kemudian untuk saham MAPA dan ISAT, Reyhan menyarankan wait and see terlebih dulu.
William menilai saham CTRA, JPFA, MAPA, EXCL dan ISAT menarik untuk dikoleksi. Praska melirik CTRA dan JPFA. Sementara Ekky menjagokan ISAT dan JPFA dengan target harga Rp 2.650 dan Rp 2.150.
Baca Juga: Analis Rekomendasi Beli Saham Blue Chip Ini yang Akan Pecah Harga
Audi merekomendasikan buy saham EXCL dan CTRA untuk target harga Rp 2.600 dan Rp 1.550. Secara teknikal, Indri menyarankan trading plan dan rekomendasi berikut ini:
1. MAPA:
Buy on pullback di area Rp 915 - Rp 925
resistance: Rp 985
support: Rp 895
2. CTRA:
Buy on pullback di area Rp 960 - Rp 975
resistance: Rp 1.040
support: Rp 940
3. JPFA
Buy on pullback di area Rp 1.835 - Rp 1.850
resistance: Rp 1.980
support: Rp 1.815.
Baca Juga: Bobot Indonesia di Indeks MSCI Turun, Itu yang Bikin Asing Masif Jual Saham Bank
4. ISAT:
Buy on breakout di harga Rp 2.360
Resistance: Rp 2.500
Support: Rp 2.290
5. EXCL
Buy di harga Rp 2.310
Resistance: Rp 2.370
Support: Rp 2.270.
Selanjutnya: Promo Pizza Hut Hari Ini Diskon hingga Rp 50.000
Menarik Dibaca: Promo Pizza Hut Hari Ini Diskon hingga Rp 50.000
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News