Reporter: Yuliana Hema | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu saham blue chip di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan melakukan pemecahan harga saham atau stock split dengan rasio 1:4. Sebelum stock split, analis rekomendasi beli saham blue chip tersebut.
Saham blue chip adalah saham lapis satu dan telah berpengalaman di lantai bursa. Saham blue chip biasanya memiliki fundamental kuat dan nilai kapitalisasi pasar besar.
Di BEI, saham blue chip biasanya menjadi anggota indeks mayor seperti LQ45. Salah satu saham LQ45 yang akan stock split adalah saham PT Indosat Tbk (ISAT).
Manajemen Indosat Ooredoo Hutchinson (IOH) berencana untuk melakukan pemecahan saham atau stock split saham ISAT dengan rasio 1:4.
Dengan rasio stock split tersebut, nilai nominal saham Seri B ISAT yang awalnya sebesar Rp 100 per saham akan menjadi Rp 25. Nantinya, jumlah saham seri B ISAT juga meningkat dari 8,06 juta menjadi 32,25 juta.
Manajemen Indosat menjelaskan stock split dilakukan karena likuiditas sahamnya rendah. Lewat aksi korporasi ini manajemen Indosat Ooredoo Hutchinson juga berharap dapat meningkatkan likuiditas transaksi.
"Perseroan berharap pemecahan saham dapat meningkatkan likuiditas saham dan dapat menarik minat investor ritel, khususnya investor muda," tulis manajemen ISAT dalam keterbukaan informasi, Minggu (11/8).
Untuk bisa mengeksekusi aksi korporasi, ISAT akan meminta persetujuan dari pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar 24 September 2024.
Baca Juga: Ini Kata Menpan-RB Soal Pendaftaran Seleksi CASN 2024, Cek Formasi CPNS & Buat Akun
Research Analyst BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menilai dengan adanya stock split, saham ISAT akan lebih menarik karena bisa meningkatkan pemegang saham dan menari investor ritel lebih banyak.
"Stock split juga meningkatkan likuiditas, sehingga berpotensi meningkatkan daya tarik dana masuk karena akan lebih mudah untuk masuk dan keluar dari saham," jelasnya kepada Kontan, Senin (12/8).
Adityo Nugroho, Senior Investment Information Mirae asset Sekuritas menegaskan rencana stock split ini tidak akan mempengaruhi fundamental Indosat, tetapi akan membuat saham ISAT menjadi lebih atraktif.
"Intinya hanya pemecahan saham saja. Untuk secara pengaruh terhadap kinerja dan valuasi tidak ada, tapi sahamnya bisa lebih likuid karena penambahan investor," kata dia.
Jika menggunakan harga penutupan Selasa (13/8), di level Rp 11.000, maka estimasi harga saham terbaru ISAT setelah stock split berkisar Rp 2.750 per saham.
Nilai tersebut masih di bawah harga saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang berada di level Rp 2.850 per Selasa (13/8). Selain itu, juga bersaing dengan harga saham PT XL Axiata Tbk (EXCL) di posisi Rp 2.190 per saham.
Dibandingkan emiten telekomunikasi lainnya, saham ISAT menjadi saham unggulan BRI Danareksa Sekuritas.
Baca Juga: Cara Buat Paspor 2024 Online & Bayar, Untuk Umrah & Jalan-Jalan Ke Luar Negeri
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News