Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street tampil perkasa dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor penutupan tertinggi. Ini juga menjadi penutupan kuartal terbaik untuk kedua indeks acuan tersebut dalam lebih dari setahun, karena harapan untuk kesepakatan perdagangan dan kemungkinan penurunan suku bunga meredakan ketidakpastian investor.
Senin (30/6), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 275,50 poin atau 0,63% menjadi 44.094,77, indeks S&P 500 menguat 31,88 poin atau 0,52% ke 6.204,95 dan indeks Nasdaq Composite menguat 96,28 poin atau 0,48% ke 20.369,73.
Pada sesi ini, sembilan dari 11 sektor pada indeks S&P ditutup menguat. Saham bank besar di Amerika Serikat (AS) naik setelah sebagian besar lolos "uji stres" tahunan dari Federal Reserve (The Fed), yang membuka jalan bagi pembelian kembali saham dan dividen senilai miliaran dolar.
Dengan penutupan kali ini, indeks S&P 500 dan Nasdaq berhasil mengakhiri kinerja kuartalan dengan penguatan dua digit. Pada kuartal II-2025, indeks S&P 500 naik 10,57%, Nasdaq melonjak 17,75%, dan Dow naik 4,98%.
Di sisi lain, indeks Russell 2000 Small Cap naik 8,28% pada kuartal II-2025.
Baca Juga: Wall Street Senin (30/6): Indeks S&P 500 dan Nasdaq Dibuka Cetak Rekor Baru
Namun, tiga indeks utama membukukan kinerja semester pertama terlemah sejak 2022, karena ketidakpastian seputar kebijakan perdagangan telah membuat investor waspada sepanjang tahun, dengan ketegangan memuncak setelah Presiden Donald Trump mengungkapkan tarif yang meluas pada 2 April.
Kesepakatan perdagangan dengan China dan Inggris telah memicu optimisme bahwa perang dagang global habis-habisan dapat diminimalkan, dengan harapan lebih banyak kesepakatan dapat dicapai sebelum batas waktu perdagangan Trump pada 9 Juli.
Akhir kuartal juga dipengaruhi oleh manajer yang mengubah portofolio mereka agar terlihat lebih menarik di akhir kuartal.
"Semangat hewani tampaknya telah menguasai di sini," kata Roy Behren, wakil presiden dana manajemen Westchester Capital.
"Hal ini juga cukup umum terjadi pada beberapa hari terakhir kuartal untuk melihat kekuatan karena adanya window dressing."
Pada hari Minggu, Kanada membatalkan pajak layanan digitalnya yang menargetkan perusahaan teknologi AS, hanya beberapa jam sebelum pajak tersebut mulai berlaku, dalam upaya untuk memajukan negosiasi perdagangan yang macet dengan Amerika Serikat.
Namun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memperingatkan bahwa negara-negara masih dapat menghadapi tarif yang jauh lebih tinggi pada tanggal 9 Juli bahkan jika mereka bernegosiasi dengan itikad baik, dan setiap perpanjangan potensial akan tergantung pada Trump.
Sementara itu, Senat AS dari Partai Republik akan mencoba untuk meloloskan RUU pemotongan pajak dan pengeluaran Trump, meskipun ada perpecahan dalam partai tersebut tentang perkiraan kerugian US$ 3,3 triliun terhadap utang nasional sebesar US$ 36,2 triliun.
Trump ingin RUU tersebut disahkan sebelum hari libur Hari Kemerdekaan pada tanggal 4 Juli.
Data ekonomi utama yang dirilis minggu ini mencakup gaji nonpertanian bulanan dan survei Institute for Supply Management tentang sektor manufaktur dan jasa untuk bulan Juni.
Baca Juga: IHSG Rawan Terkoreksi Selasa (1/7), Cek Penyebabnya dan Saham Rekomendasi Analis
Beberapa pejabat bank sentral AS termasuk Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan untuk berbicara akhir minggu ini.
Serangkaian data ekonomi yang lemah dan ekspektasi bahwa Trump akan mengganti Powell dengan seseorang yang bersikap dovish telah mendorong taruhan pemangkasan suku bunga oleh Fed tahun ini.
Pada sesi kali ini, saham Hewlett Packard Enterprise melonjak naik 11,1% menjadi kenaikan terbesar pada indeks S&P 500. Disusul, First Solar naik 8,8%, dan Juniper Networks naik 8,45%.
"Reli saat ini didorong oleh beberapa saham kelas berat yang mendorong indeks naik, memberikan pasar rasa optimisme meskipun defisit meningkat dan masalah kebijakan yang belum terselesaikan," kata Cole Smead, CEO dan manajer portofolio Smead Capital Management.
"Pasar saham tampaknya tidak peduli sama sekali, orang-orang berpikir pesta ini akan berlangsung selamanya," katanya. "Saya pikir permainan ini sudah berakhir. Ini hanya masalah kapan dan seberapa buruknya."
Selanjutnya: SMDR Tetap Tangguh, Laba Kuartal I-2025 Naik 52% Meski Konflik Iran-Israel Memanas
Menarik Dibaca: Samsung Z Flip 5 Harga Juli 2025 Bisa Jadi Hadiah Spesial, Ada Banyak Fitur Kece
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News