Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tekanan pelemahan daya beli masyarakat, emiten ritel dari MAP Grup tetap optimistis membidik pertumbuhan positif pada tahun 2025.
Vice President Director PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) Virendra Prakash Sharma mengatakan bahwa perusahaan membidik pertumbuhan pendapatan di kisaran high single digit sementara pertumbuhan laba bersih ditargetkan berada di level satu digit rendah untuk tahun 2925.
"Ini adalah proyeksi terbaik yang dapat kami sampaikan untuk saat ini. Kondisi ini berbeda dibandingkan tahun tahun sebelumnya," kata Virendra saat public expose, Senin (30/6).
Virendra tak menampik bahwa kondisi makroekonomi Indonesia saat ini tengah mengalami kelesuan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di bawah 5% pada kuartal I-2025 lalu.
Dus, perusahaan akan terus memantau perkembangan makroekonomi secara seksama dan akan menjaga fleksibilitas dalam strategi investasi untuk melindungi dari kondisi buruk.
Virendra juga bilang setidaknya ada tiga strategi utama yang akan dijalankan oleh perusahaan pada tahun 2025. Pertama, ekspansi gerai yang lebih hati-hati dan bijaksana. Perusahaan akan mengelola jenama yang terpadu di berbagai negara ASEAN dan menyesuaikan dengan masing-masing pasar lokal.
Baca Juga: Mitra Adiperkasa (MAPI) akan Tebar Dividen Rp 166 Miliar dari Laba Tahun 2024
Strategi kedua, perusahaan bakal melakukan peningkatan efisiensi, mulai dari mengefisienkan pengeluaran, optimalisasi jumlah karyawan hingga meningkatkan manajemen inventory. Strategi ketiga, perusahaan juga berfokus untuk melayani pengalaman pelanggan dan menjalin kemitraaan jangka panjang dengan brand global.
Pada tahun ini pun MAP Grup menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 2 triliun yang dialokasikan untuk ekspansi.
Analis Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menilai bahwa dua emiten di bawah MAP Grup yakni MAPI dan MAPA masih berada pada jalur pertumbuhan yang sehat. Hal ini ditopang oleh ekspansi yang agresif serta pengelolaan margin yang disiplin.
Sebaliknya, kinerja MAPB dinilai masih menghadapi tekanan signifikan, terlihat dari penurunan pendapatan, merosotnya EBITDA, dan lonjakan rugi bersih yang mengindikasikan tantangan serius terhadap profitabilitas.
"Tetapi, dengan dukungan ekonomi domestik yang relatif stabil, strategi ekspansi yang terstruktur, serta governansi biaya yang efektif, prospek kinerja MAP Group di sisa 2025 tetap positif," ucap Azis kepada Kontan, Senin (30/6).
Sementara itu, Analis dari CGS International Baruna Arkasatyo berpendapat bahwa dalam 20 tahun terakhir, saham MAPI telah mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 15% CAGR, tanpa mengalami penurunan pendapatan kecuali saat pandemi Covid-19. Ini berkat eksposur perusahaan yang kuat terhadap segmen konsumen menengah ke atas.
Baca Juga: Bisnis Ritel & Pusat Perbelanjaan Topang Mitra Adiperkasa (MAPI), Ini Rekomendasinya
"Kami memperkirakan tren ini akan berlanjut dan memperkirakan pertumbuhan penjualan sebesar 9% CAGR selama tahun 2024 hingga 2027," jelas Baruna dalam risetnya, Senin (23/6) lalu.
Menurut Azis, lemahnya daya beli masyarakat masih menjadi hambatan utama bagi kinerja ketiga emiten MAP Grup yaitu MAPI, MAPA, dan MAPB. Meski sejumlah indikator ekonomi makro mulai menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, tekanan terhadap konsumsi rumah tangga tetap tinggi.
Hal ini dipicu oleh inflasi bahan pokok, kenaikan suku bunga, serta meningkatnya beban hidup kelas menengah. Kondisi tersebut mendorong konsumen untuk lebih selektif dan berhati-hati dalam membelanjakan uang, terutama untuk produk non-prioritas seperti fesyen, gaya hidup, dan makanan di luar rumah.
Untuk mempertahankan kinerja positif, Azis merekomendasikan agar emiten memperluas ekspansi ke kota-kota dengan pertumbuhan kelas menengah yang masih solid, guna menjangkau segmen pasar yang lebih resisten terhadap pelemahan daya beli.
Selain itu, perusahaan disarankan meningkatkan pengalaman belanja yang lebih praktis bagi konsumen, serta mengelola inventori secara lebih ramping. Optimalisasi biaya operasional, termasuk efisiensi sewa dan pengelolaan sumber daya manusia, juga menjadi kunci dalam menjaga profitabilitas.
Azis melihat saham MAPI saat ini berada di kisaran Rp 1.180 setelah sempat menguji support kuat di area Rp 1.100. Dengan tren yang masih lemah dan harga belum mampu menembus resistance-resistance penting, disarankan untuk wait and see terlebih dahulu.
Support utama MAPI berada di Rp 1.100, sementara resistance terdekat di Rp 1.225 dan resistance berikutnya di Rp 1.344. Jika harga mampu bertahan dan memantul dari support, target kenaikan jangka pendek berada di kisaran Rp 1.225 hingga Rp 1.344.
Adapun untuk saham MAPA, Azis melihat saham ini bergerak mendekati area support kuat di Rp 650–Rp 605, sementara resistance terdekat berada di kisaran Rp 702 dan resistance utama di Rp 770.
Karena harga masih berkonsolidasi dan belum ada sinyal breakout yang jelas, disarankan untuk wait and see terlebih dahulu. Jika berhasil rebound dari support, target kenaikan jangka pendek berada di area Rp 702 hingga Rp 770.
Selanjutnya: Rupiah Diprediksi Bergerak Stabil Selasa (30/6), Ini Sederet Katalisnya
Menarik Dibaca: Harga Naik, Cek Harga BBM Shell dan BP Terbaru Berlaku 1 Juli 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News