CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.925   -31,00   -0,20%
  • IDX 7.137   -77,78   -1,08%
  • KOMPAS100 1.092   -10,78   -0,98%
  • LQ45 871   -4,94   -0,56%
  • ISSI 215   -3,31   -1,52%
  • IDX30 446   -2,03   -0,45%
  • IDXHIDIV20 539   -0,53   -0,10%
  • IDX80 125   -1,22   -0,96%
  • IDXV30 135   -0,43   -0,32%
  • IDXQ30 149   -0,44   -0,29%

Catat Rekomendasi Saham di Tengah Rekor IHSG


Kamis, 07 April 2022 / 07:40 WIB
Catat Rekomendasi Saham di Tengah Rekor IHSG


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah memecah rekor all time high, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih nyaman bertengger di level 7.100. Rabu (6/4), IHSG masih bertahan di 7.104,22.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menyakini, selama IHSG tidak turun di bawah level 7.000, maka area 7.100 akan menjadi support terkuat. Sejauh ini, pemulihan ekonomi yang diiringi peningkatan daya beli dan konsumsi, serta fiskal yang berjalan baik memberikan fundamental ekonomi Indonesia yang jauh lebih kuat.

"Perekonomian kita kian belajar dari Covid, dimana perekonomian akan tetap berjalan sekalipun harus terjadi pembatasan aktivitas masyarakat. Namun kita juga harus realistis. Konflik Rusia dan Ukraina membawa ketidakpastian di pasar," ujar Nico kepada Kontan.co.id, Rabu (6/4).

Baca Juga: IHSG Meradang di Akhir Perdagangan, Rabu (6/4)

Pilarmas Investindo Sekuritas pun masih menargetkan IHSG akan bergerak ke level 7.380 pada tahun ini. Nico memberikan catatan, meski pelaku pasar memiliki optimisme yang besar terhadap pemulihan ekonomi, tapi ada kondisi ketidakpastian yang masih membayangi.

Dia memandang inflasi sebagai variabel utama yang akan berdampak terhadap pemulihan ekonomi secara global. Di sisi lain, kenaikan tingkat suku bunga secara global bis menyebabkan konsumsi dan daya beli melambat yang berakibat terganggunya pertumbuhan ekonomi.

"Oleh sebab itu kami melihatnya dengan optimistis namun tetap realistis. Sekalipun IHSG saat ini sudah menyentuh rekor terbarunya, tapi kami masih belum mengubah target. Butuh waktu dan proses untuk menuju 7.380, tentu tidak mudah karena adanya ketidakpastian tadi," ujar Nico.

Baca Juga: Rawan Profit Taking, IHSG Diprediksi Melanjutkan Pelemahan pada Kamis (7/4)

Sementara itu, CEO Sucor Sekuritas Bernadus Wijaya meyakini tren recovery ekonomi dan kenaikan harga komoditas akan menguntungkan bagi Indonesia sebagai negara net eksportir komoditas. Sucor Sekuritas masih mematok target IHSG tahun ini pada kisaran 7.400 - 7.600.

Bernadus mengatakan, target IHSG tersebut berdasar ekspektasi adanya pertumbuhan pendapatan dari emiten yang melantai Bursa Efek Indonesia bisa mencapai 20% pada tahun ini. Ada sejumlah faktor yang mendasari ekspektasi tersebut.

Mulai dari rekor surplus neraca perdagangan Indonesia yang mencapai US$ 35,34 miliar sepanjang 2021, proyeksi pertumbuhan kredit dari Bank Indonesia yang bisa mencapai 8% secara tahunan pada 2022, tingkat vaksinasi, hingga indeks aktivitas manufaktur PMI yang ekspansif di atas 50.

Baca Juga: Arus Dana Asing Masih Deras Masuk Pasar Modal Indonesia Sejak Awal 2022

Di samping itu, neraca perdagangan pada Februari 2022 pun mencatatkan surplus US$ 3,83 miliar. Surplus tersebut membuat kurs rupiah menjadi lebih stabil di tengah kebijakan hawkish dari The Fed. Investor asing dinilai akan lebih suka berinvestasi di aset berbasis Rupiah, ketika kurs stabil dan menguat.

"Di Amerika, dengan inflasi menyentuh 7,9% namun yield US Treasury 2,4% membuat market Amerika menghasilkan negative real return dan menjadikan market kita lebih menarik," ujar Bernadus.

Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper mengungkapkan bahwa pihaknya memproyeksikan IHSG berada di level 7.300 hingga akhir tahun ini.

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Kembali Melemah Besok

Faktor penggerak pasar utamanya berasal dari pengendalian pandemi Covid-19 yang akan menjadi endemi, kenaikan harga komoditas yang akan mendorong trade balance, serta produk domestik bruto (PDB) Indonesia. "(IHSG) kuartal kedua akan menanti data PDB yang akan menjadi pembuktian," sebut Dennies.

Sedangkan Nico melihat peluang penguatan IHSG di kuartal kedua 2022 ini masih terbuka lebar. Menurut dia, ada potensi penguatan IHSG dengan probabilitas 31% untuk dapat menyentuh level 7.200.

Meski begitu, Nico meminta pelaku pasar untuk tetap berhati-hati. Alasannya, pada periode ini The Fed akan beraksi dengan menaikkan tingkat suku bunga hingga 50 basis point. Ditambah dengan adanya momentum Ramadan - Lebaran, yang akan mendorong inflasi. 

Baca Juga: Meski IHSG Turun ke 7.104 pada Rabu (6/4), Net Buy Asing Masih Deras

Menimbang hal tersebut, Bank Indonesia pun berpotensi menaikkan tingkat suku bunga pada kuartal kedua 2022. Nico memperkirakan IHSG kuartal kedua akan bergerak di 7.000-7.150.

"Tentu hal ini akan menjadi pemberat IHSG bagi kuartal kedua 2022. Namun ini merupakan bagian proses selanjutnya untuk membuat perekonomian Indonesia jadi lebih kuat hingga akhir tahun," terang Nico.

Bernadus menambahkan, momentum Ramadan dan Lebaran akan mendorong konsumsi ke sektor transportasi, ritel, consumer goods dan poultry. Terlebih dengan adanya pelonggaran mobilitas dan mudik yang sudah diperbolehkan.

Di tengah harga komoditas yang masih tinggi, Bernadus pun memproyeksikan IHSG pada Q2-2022 akan bergerak di level support 7.080 dan resistance pada 7.148, dengan fase uptrend.

Baca Juga: IHSG Beberapa Kali All Time High, Henan Putihrai Tetap Pertahankan Target Akhir 2022

Saham-saham Pilihan

Menimbang sejumlah faktor di atas, Bernadus memberikan rekomendasi untuk mencermati saham-saham di sektor properti. Sebab secara historis, supercycle commodity yang panjang akan mendorong permintaan ke properti sebagai diversifikasi investasi.

Selanjutnya, sektor lain yang menurut Bernadus menarik untuk diperhatikan investor adalah perbankan, komoditas dan emas.

Sementara itu, Dennies menilai saham perbankan masih menarik untuk dikoleksi, seperti BBCA, BBNI, dan BBRI. Kemudian di sektor tambang, Dennies menjagokan saham INDY, ITMG, PTBA, ADRO, dan ANTM.

Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 14.364 per Dolar AS pada Rabu (6/4)

Di sektor ritel, pelaku pasar disarankan mencermati saham ERAA dan ACES. Sedangkan di sektor telekomunikasi Dennies merekomendasikan saham TLKM dan EXCL.

Adapun Nico masih menjagokan saham komoditas, consumer, dan perbankan. Menurut dia, saham-saham yang masih menarik untuk dilirik antara lain BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, ARTO, ICBP, INDF, AALI, MDKA, EMTK, TLKM, EXCL, dan JSMR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×