Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rupiah berpotensi kembali berada dalam tekanan pada perdagangan besok, Kamis (7/4). Sentimen eksternal masih akan jadi faktor pemberat pergerakan rupiah.
Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengatakan, pasar saat ini masih berada dalam posisi risk averse atau menghindari risiko setelah beberapa anggota dewan Federal Reserve yang mengindikasikan stance hawkish The Fed. Hal ini membuat pasar mengekspektasikan kenaikan suku bunga acuan ke depan akan agresif.
“Selain itu, nanti malam akan juga ada risalah pertemuan The Fed di mana tema pembahasannya akan mengenai besaran liftoff. Hal ini akan kembali mendorong pasar untuk risk averse,” kata Fikri ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (6/4).
Baca Juga: Penguatan Dolar AS Menekan Kurs Rupiah ke Rp 14.359
Menurut Fikri hal tersebut pada akhirnya akan mendorong investor kembali beralih ke dolar AS dan akan menekan rupiah. Kendati begitu, ia melihat dari dalam negeri rupiah justru cukup solid seiring dengan aliran dana investor asing yang masih mengalir di pasar saham maupun obligasi.
Pada akhirnya hal tersebut menjadi bemper rupiah agar tidak melemah cukup dalam pada perdagangan besok. Proyeksi Fikri, rupiah akan diperdagangkan pada rentang Rp 14.320 per dolar AS-Rp 14.420 per dolar AS.
Adapun, pada perdagangan hari ini, Rabu (6/4), rupiah di pasar spot ditutup terkoreksi 0,08% ke level Rp 14.359 per dolar AS. Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia, mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.364 per dolar AS alias melemah 0,11% jika dibandingkan penutupan sebelumnya.
Baca Juga: Meski IHSG Turun ke 7.104 pada Rabu (6/4), Net Buy Asing Masih Deras
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News