Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Faktor penggerak pasar utamanya berasal dari pengendalian pandemi Covid-19 yang akan menjadi endemi, kenaikan harga komoditas yang akan mendorong trade balance, serta produk domestik bruto (PDB) Indonesia. "(IHSG) kuartal kedua akan menanti data PDB yang akan menjadi pembuktian," sebut Dennies.
Sedangkan Nico melihat peluang penguatan IHSG di kuartal kedua 2022 ini masih terbuka lebar. Menurut dia, ada potensi penguatan IHSG dengan probabilitas 31% untuk dapat menyentuh level 7.200.
Meski begitu, Nico meminta pelaku pasar untuk tetap berhati-hati. Alasannya, pada periode ini The Fed akan beraksi dengan menaikkan tingkat suku bunga hingga 50 basis point. Ditambah dengan adanya momentum Ramadan - Lebaran, yang akan mendorong inflasi.
Baca Juga: Meski IHSG Turun ke 7.104 pada Rabu (6/4), Net Buy Asing Masih Deras
Menimbang hal tersebut, Bank Indonesia pun berpotensi menaikkan tingkat suku bunga pada kuartal kedua 2022. Nico memperkirakan IHSG kuartal kedua akan bergerak di 7.000-7.150.
"Tentu hal ini akan menjadi pemberat IHSG bagi kuartal kedua 2022. Namun ini merupakan bagian proses selanjutnya untuk membuat perekonomian Indonesia jadi lebih kuat hingga akhir tahun," terang Nico.
Bernadus menambahkan, momentum Ramadan dan Lebaran akan mendorong konsumsi ke sektor transportasi, ritel, consumer goods dan poultry. Terlebih dengan adanya pelonggaran mobilitas dan mudik yang sudah diperbolehkan.
Di tengah harga komoditas yang masih tinggi, Bernadus pun memproyeksikan IHSG pada Q2-2022 akan bergerak di level support 7.080 dan resistance pada 7.148, dengan fase uptrend.
Baca Juga: IHSG Beberapa Kali All Time High, Henan Putihrai Tetap Pertahankan Target Akhir 2022
Saham-saham Pilihan
Menimbang sejumlah faktor di atas, Bernadus memberikan rekomendasi untuk mencermati saham-saham di sektor properti. Sebab secara historis, supercycle commodity yang panjang akan mendorong permintaan ke properti sebagai diversifikasi investasi.
Selanjutnya, sektor lain yang menurut Bernadus menarik untuk diperhatikan investor adalah perbankan, komoditas dan emas.
Sementara itu, Dennies menilai saham perbankan masih menarik untuk dikoleksi, seperti BBCA, BBNI, dan BBRI. Kemudian di sektor tambang, Dennies menjagokan saham INDY, ITMG, PTBA, ADRO, dan ANTM.
Baca Juga: Rupiah Jisdor Melemah ke Rp 14.364 per Dolar AS pada Rabu (6/4)
Di sektor ritel, pelaku pasar disarankan mencermati saham ERAA dan ACES. Sedangkan di sektor telekomunikasi Dennies merekomendasikan saham TLKM dan EXCL.
Adapun Nico masih menjagokan saham komoditas, consumer, dan perbankan. Menurut dia, saham-saham yang masih menarik untuk dilirik antara lain BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, ARTO, ICBP, INDF, AALI, MDKA, EMTK, TLKM, EXCL, dan JSMR.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News