Sumber: KONTAN |
JAKARTA. Akhir tahun ini, PT Bakrie & Brothers Tbk mempunyai setumpuk utang dan setumpuk pekerjaan rumah untuk diselesaikan. Di tengah kesulitan menjual saham PT Bumi Resources Tbk untuk melunasi utang US$ 1,2 miliar, kini mereka berencana mengubah penggunaan dana hasil penerbitan saham baru atau rights issue pada April 2008.
Saat itu, Bakrie & Brothers menerbitkan sekitar 80,23 miliar saham baru seharga Rp 500 per saham. Alhasil, emiten bersandi saham BNBR ini bisa meraup duit Rp 40,12 triliun. Ini merupakan aksi korporasi terbesar sepanjang sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI).
Setelah dikurangi biaya, BNBR memakai 92% dari total perolehan dana itu atau Rp 37,04 triliun untuk membiayai akuisisi tiga anak usaha. BNBR membeli 35% saham BUMI, 40% saham PT Energi Mega Persada Tbk, dan 40% saham PT Bakrieland Development Tbk.
Sedangkan sisa 7,2% atau sekitar Rp 2,85 triliun, sedianya akan ia gunakan untuk melunasi utang serta untuk membeli waran PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP). BNBR berniat membayar utang Rp 2,58 triliun kepada Odickson Finance. BNBR juga membeli waran PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) sekitar Rp 272,99 miliar.
Kenyataannya, BNBR tidak membayar utang itu secara penuh dan sama sekali belum membeli waran UNSP dari dengan rights issue itu. Singkat cerita, sampai saat ini, dana hasil rights issue tersebut masih tersisa Rp 333,87 miliar.
Sekarang, BNBR berencana mengubah alokasi penggunaan sisa dana hasil rights issue tersebut. Rencana ini menjadi salah satu agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) BNBR pada 11 Desember 2008. Rapat ini telah mundur dari rencana awal pada 2 Desember 2008. Agenda rapat lainnya adalah persetujuan penjualan kepemilikan saham di lima anak usaha dan penjaminan aset perusahaan untuk mendapatkan utang baru.
Vicky Ganda Saputra, Vice President Investment Bank PT Danatama Makmur, selaku penasehat keuangan BNBR, mengakui BNBR berencana mengubah penggunaan dana hasil rights issue. "Kemungkinan yang akan diubah penggunaan dana pembelian waran UNSP," katanya kepada KONTAN, kemarin. Tapi, tak mungkin pula BNBR menggunakan jatah anggaran membayar utang. Sayang, belum jelas apa maksud dan untuk tujuan pengalihan penggunaan dana hasil rights issue tersebut.
Vicky belum bersedia mengungkapkan pemakaian sisa dana rights issue sebesar Rp 333,87 triliun itu. Hingga berita ini ditulis, manajemen BNBR juga belum bisa dimintai konfirmasi. Direktur BNBR Dileep Srivastava tidak membalas permintaan konfirmasi yang disampaikan KONTAN.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News