kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BNBR Sudah Gadaikan 5,12 Miliar Saham BUMI


Kamis, 04 September 2008 / 22:04 WIB
BNBR Sudah Gadaikan 5,12 Miliar Saham BUMI


Reporter: Nuria Bonita,Yura Syahrul | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Manajemen PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menepati janjinya. Dalam versi lengkap laporan keuangan semester satu 2008 induk usaha investasi Grup Bakrie ini, yang dilansir hari ini, memuat status kepemilikan saham tiga anak usahanya pasca akuisisi. Ternyata, emiten bersandi saham BNBR ini telah menggadaikan 5,12 miliar saham atau 26,38% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman baru.

Dalam kurun waktu dua bulan terakhir, BNBR berkali-kali menjadikan saham Bumi sebagai jaminan utang. Selama bulan Juli lalu, BNBR memperoleh utang senilai Rp 174,61 miliar dari Recapital Securities dan Sucorinvest Central Gani. Keduanya adalah utang jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu 6-12 bulan ke depan.

Selain itu, BNBR menggaet utang senilai total US$ 300 juta atau sekitar Rp 2,76 triliun dari J.P. Morgan dan ICICI pada pertengahan Juli lalu. Sedangkan pada bulan Agustus lalu, perusahaan dua kali mendapatkan pinjaman dari PNM Investment Management senilai Rp 231,81 miliar dan dari Aldira senilai Rp 10 miliar. Kedua utang ini juga jatuh tempo enam bulan ke depan.

Yang menarik adalah, enam pinjaman dalam rentang Juli-Agustus 2008 itu diperoleh dengan menjaminkan dua saham anak usahanya, yaitu Bumi dan PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk (UNSP). Buat menggaet total utang sekitar Rp 3,17 triliun itu, BNBR harus menggadaikan 1,38 miliar saham atau 7,1% saham Bumi dan 50,31 juta saham UNSP. 

Perincian Gadai Saham

Jumlah tersebut kian membengkak kalau digabungkan dengan saham BUMI yang digadaikan untuk mendapatkan pinjaman senilai US$ 1,09 miliar atau sekitar Rp 10,03 triliun dari Odickson Finance SA pada 30 Juni lalu. Duit itu digunakan BNBR untuk menutup kekurangan dana akuisisi 35% saham BUMI, 40% saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG) dan 40% saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), pada akhir April lalu. Sedangkan yang jadi jaminan utang tersebut adalah 3,74 miliar saham Bumi, 4,46 miliar saham Energi, dan 3,79 miliar saham Bakrieland.

Bila dijumlah dengan jaminan utang baru pada Juli-Agustus 2008, total saham BUMI yang digadaikan mencapai 5,12 miliar saham atau 26,38%. Sedangkan saham Energi dan Bakrieland yang sudah digadaikan masing-masing 30,97% saham dan 19,37% saham.

Eddy Sugito, Direktur Pencatatan Bursa Efek Indonesia (BEI), mengaku telah meminta timnya untuk mencermati laporan keuangan teranyar BNBR. Dia berharap, manajemen perusahaan sudah menjelaskan secara detail mengenai status kepemilikan sahamnya di anak usaha dalam laporan tersebut. "Tapi cukup atau tidaknya saya belum bisa ngomong, masih menunggu hasil pencermatan tim," ujar Eddy kepada KONTAN, hari ini (4/9).

Sayang, hingga berita ini ditulis, KONTAN belum memperoleh tanggapan dari manajemen BNBR perihal perjanjian gadai saham itu berikut penggunaan dana pinjaman tersebut. Sekadar informasi, sejak merampungkan akuisisi saham BUMI, ENRG, dan ELTY akhir April lalu, kepemilikan BNBR di tiga anak usahanya itu tidak pernah sesuai dengan jumlah yang direncanakan sebelumnya. Contohnya, kepemilikan BNBR di BUMI per 14 Agustus lalu hanya 6,73% saham. Belakangan terungkap, sebagian besar saham anak usahanya itu sudah digadaikan untuk menggaet pinjaman baru. 

Di sisi lain, Direktur Keuangan BNBR Yuanita Rohali menjelaskan, nilai transaksi restrukturisasi entitas sipengendali minus Rp 41,4 triliun dalam laporan keuangan semester satu 2008 merupakan pencatatan penyusutan nilai akuisisi atas ENRG, ELTY, dan BUMI. Selisih harga beli dan nilai buku perusahaan yang diakuisisi itu sudah dicatatkan pada tahun pertama. "Karena yang diakuisisi masih satu grup jadi harus dicatatkan sekaligus," ujarnya. Namun, analis CIMB GK Securities Erwan Teguh Teh menilai laporan itu sangat rumit. "Banyak yang tak jelas," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×