kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BNBR Sudah Dapat Restu Gadai Saham Anak Usaha


Kamis, 21 Agustus 2008 / 22:10 WIB
BNBR Sudah Dapat Restu Gadai Saham Anak Usaha


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati,Yuwono Triatmodjo,Yura Syahrul,Andri Indradie,Dyah Megasari | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kisruh kepemilikan saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) di lima anak usahanya mulai menemukan titik terang. Ternyata, raksasa bisnis milik Keluarga Bakrie ini sudah menjaminkan seluruh saham tersebut untuk mendapatkan pinjaman. Diperkirakan, total nilai saham yang sudah digadaikan itu mencapai Rp 68,56 triliun.

Dileep Srivastava, Direktur Bakrie & Brothers mengatakan, setelah menjadi induk usaha investasi atau investment holding company bagi seluruh anak usaha Grup Bakrie, maka BNBR tidak memiliki aset seperti pabrik, mesin, tambang, atau lahan perkebunanan. Saat ini, aset perusahaan adalah portofolio dalam bentuk kepemilikan saham di berbagai anak usaha.

"Kami melakukan bisnis yang normal sebagai induk usaha investasi," kata Dileep kepada KONTAN, hari ini. Nah, untuk mengembangkan bisnisnya dan anak usaha, BNBR menjaminkan kepemilikan sahamnya. Seperti diketahui, sejak April lalu BNBR telah mengakuisisi 35% saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI), 40% saham PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), dan 40% saham PT Bakrieland Development Tbk (ELTY). Sebelumnya, BNBR sudah mengempit 55% saham PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) dan 54% saham PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP).

Berdasarkan cetak biru transformasi bisnis BNBR menjadi perusahaan investasi, yang dipublikasikan awal tahun lalu, total nilai aset kelima anak usaha itu mencapai Rp 68,56 triliun. Aset terbesar dimiliki Bumi sebesar Rp 43,12 triliun. Angka ini berdasarkan nilai buku dan nilai kapitalisasi pasar masing-masing anak usaha pada awal tahun ini.        

BEI mau Memeriksa Nilai Gadai

Menurut Dileep, BNBR sudah dapat izin pemegang saham untuk menjaminkan semua aset yang dimiliki tersebut. "RUPS saya yakin sudah diadakan awal tahun ini," imbuhnya. Berdasarkan penelusuran KONTAN, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 21 Februari lalu, telah menyetujui pembebanan atas aset yang dimiliki dan atau akan dimiliki perusahaan untuk keperluan penjaminan atas pinjaman yang akan diterimanya nanti.

Persetujuan pemegang saham ini penting lantaran menjadi pertanyaan Bursa Efek Indonesia (BEI). Sebelumnya, pada kesempatan terpisah hari ini, Direktur Utama BEI Erry Firmansyah mengatakan, gadai saham adalah hal yang diperbolehkan dan tidak dilarang dalam ranah bisnis. "Kalau pelaporan (ke publik) itu nomor dua," tukasnya.

Namun, BEI akan memeriksa apakah nilai saham yang digadaikan tersebut material dan sudah mendapat persetujuan pemegang saham BNBR. "Kami kasih waktu tiga hari kepada mereka untuk menjelaskan," timpal Eddy Sugito, Direktur Pencatatan BEI.

Sayang, Dileep tidak bersedia mengungkapkan apakah saat ini semua kepemilikan BNBR di lima anak usaha tersebut sudah digadaikan serta nilai pinjaman yang diperoleh perusahaan.  Sedangkan kemarin, Direktur Keuangan BNBR Yuanita Rohali mengatakan, perusahaan sudah menggadaikan saham Bumi untuk mendapatkan utang sebesar US$ 300 juta dari JP Morgan Chase & Co. dan ICICI Bank Ltd akhir Juli lalu. Saham Bumi juga digadaikan buat menggaet utang US$ 1 miliar dari Barclays. Utang itu untuk menutup kebutuhan dana akuisisi saham Bumi.

Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek (BAE) Ficomindo per 8 Agustus lalu, BNBR hanya mengempit 6,75% saham Bumi. "Sisa saham Bumi disimpan tersebar di beberapa bank kustodian," imbuh Yuanita.

Meski begitu, Kepala Biro Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga keuangan (Bapepam-LK) Nurhaida mempertimbangkan pemanggilan manajemen BNBR. Sebab, ada kesimpangsiuran informasi mengenai masalah tersebut. Analis Asia Kapitalindo Wahyu Widarini menilai BNBR belum memberikan informasi yang jelas. Sedangkan Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing bilang ketidaktransparanan itu merugikan investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×