CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

BEI Masih Menunggu Penjelasan Gadai Saham BNBR


Rabu, 27 Agustus 2008 / 20:58 WIB
BEI Masih Menunggu Penjelasan Gadai Saham BNBR


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati,Nuria Bonita | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kisruh gadai saham PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) masih belum berujung. Bursa Efek Indonesia (BEI) menginginkan penjelasan dari BNBR atas kepemilikan sahamnya di tiga anak usaha.

Direktur Pencatatan BEI Eddy Sugito mengungkapkan, saat ini, BEI masih belum mengetahui secara detail mengenai kepemilikan saham BNBR di PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG). "Kami belum mendapatkan detailnya, kalaupun ada, masih parsial," tuturnya, hari ini (27/8).

Eddy berharap, dalam laporan keuangan BNBR semester pertama ini tercantum pula mengenai kepemilikan saham BNBR di ketiga anak usaha tersebut secara lengkap. Termasuk mengenai gadai saham yang dilakukan BNBR atas anak usahanya.

Sebab, setelah BNBR melangsungkan penerbitan saham baru (right issue) dan meningkatkan kepemilikan saham di BUMI menjadi 35%, ELTY sebesar 40%, dan ENRG sebesar 40%, portofolio ketiga anak usaha tersebut seharusnya muncul dalam laporan keuangan BNBR. "Ketika dijaminkan ke tempat lain untuk financing mestinya muncul di notes bulan Juni," ungkapnya.

BNBR Masih Lakukan Limited Review

Memang, sampai saat ini, BNBR belum mengeluarkan laporan keuangan tengah tahun pertama 2008 ini. Perusahaan investasi milik grup Bakrie ini masih melakukan penelaahan terbatas (limited review) atas laporan keuangan semester pertama 2008.

Eddy mengungkapkan, bahwa batas akhir penyampaian laporan keuangan semester pertama setelah limited review adalah hingga 31 Agustus ini. "Kami masih menunggu laporan keuangan tersebut," tuturnya.

Sekadar catatan, BNBR melakukan akuisisi 35% saham BUMI, 40% saham ELTY dan 40% saham ENRG pada April lalu. Akuisisi tersebut dilakukan menggunakan dana hasil right issue yang dilakukan BNBR sebelumnya.

Namun, kini, dalam laporan kepemilikan saham yang lebih dari 5% atas ketiga saham tersebut, BNBR tak memiliki jumlah saham yang sama dengan kepemilikan setelah right issue tersebut. Dalam laporan kepemilikan saham yang dipublikasikan Biro Admisitrasi Efek (BAE) Sinartama Gunita per 21 Agustus lalu, kepemilikan saham BNBR di ELTY hanyalah 16,74%.

Adapun BAE Ficomindo melaporkan bahwa kepemilikan saham BNBR di BUMI per 14 Agustus lalu hanya 6,73%. Sementara berdasarkan data Bloomberg, per 30 Juni 2008 kepemilikan saham BNBR di ENRG adalah 956,2 juta saham. Artinya, BNBR hanya memiliki 6,6% saham ENRG mengingat total modal disetor ENRG adalah 14,4 miliar saham.

Namun Direktur Keuangan BNBR Yuanita Rohali pernah mengungkapkan bahwa kepemilikan saham BNBR yang muncul di ketiga anak perusahaan itu tidak penuh sesuai dengan hasil akuisisi. Sebab, BNBR telah menjadikan saham ketiga anak usaha tersebut sebagai jaminan dalam mencari utang. Namun sesungguhnya, lanjut Yuanita, kepemilikan saham BNBR di seluruh anak usahanya masih tetap sama sesuai dengan jumlah setelah akuisisi rampung.

Direktur BNBR Dileep Srivastava mengungkapkan, bahwa BNBR akan mengeluarkan laporan keuangan tengah tahun 2008 pada akhir bulan ini. Menurutnya, BNBR akan melakukan apa pun yang sesuai permintaan regulator. "Kami akan menjalankan semuanya sesuai dengan seharusnya," tuturnya.

Menurut pengamat pasar modal Financorpindo Nusa Edwin Sinaga, BNBR memang seharusnya memberikan penjelasan mengenai catatan utang piutang dalam laporan keuangannya. Dan di dalam catatan itu, harus tercantum mengenai jaminan aset berupa saham anak usaha yang digunakan untuk mencari pinjaman.

Ia melihat, bahwa praktek gadai saham menurutnya wajar terjadi dan lazim dilakukan berbagai perusahaan. Dalam melakukan pinjaman, perusahaan memang membutuhkan aset sebagai jaminan. "BNBR sebagai perusahaan investasi menjadikan saham anak usahanya sebagai aset perusahaan yang dijaminkan," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama BNBR Erry Firmansyah mengaku, tak mengetahui apakah proses penggunaan saham anak usaha BNBR sebagai jaminan termasuk dalam kategori repo saham. Nilai saham yang dijadikan jaminan pinjaman adalah senilai dengan jumlah pinjaman BNBR. "Pinjamannya sekitar US$ 150 juta, jadi gadai sahamnya sekitar itu," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×