kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.249   -49,00   -0,30%
  • IDX 7.049   -16,47   -0,23%
  • KOMPAS100 1.054   -1,74   -0,16%
  • LQ45 828   -2,74   -0,33%
  • ISSI 214   -0,28   -0,13%
  • IDX30 424   -0,61   -0,14%
  • IDXHIDIV20 514   0,42   0,08%
  • IDX80 120   -0,32   -0,27%
  • IDXV30 125   1,11   0,89%
  • IDXQ30 142   0,21   0,15%

Bakrie Gadaikan 28,25% Saham Bumi Demi Hutang


Rabu, 20 Agustus 2008 / 21:49 WIB
Bakrie Gadaikan 28,25% Saham Bumi Demi Hutang


Reporter: Nuria Bonita,Yura Syahrul | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) kembali menggelar akrobat keuangan alias financial engineering demi mendapatkan pendanaan dalam jumlah besar. Caranya, raksasa bisnis milik Keluarga Bakrie ini menggadaikan sebagian besar kepemilikan sahamnya di berbagai anak usaha. Nilainya ditaksir mencapai Rp 28,78 triliun.

Saham-saham yang digadaikan emiten bersandi BNBR ini tersebar di berbagai anak usahanya, yaitu PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), PT Bakrieland Development Tbk (ELTY), PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), dan PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL). "Saham BUMI yang paling banyak digadaikan karena itu merupakan portofolio terbesar," kata Dileep Srivastava, Direktur BNBR, kepada KONTAN, hari ini.

Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek (BAE) Ficomindo teranyar per 8 Agustus 2008, BNBR hanya mengempit 6,75% saham Bumi. Padahal, akhir April lalu BNBR baru saja merampungkan akuisisi 35% saham Bumi. Direktur Keuangan BNBR Yuanita Rohali mengatakan, saat ini perusahaan tetap menguasai 35% saham produsen batubara terbesar di Indonesia tersebut. "Tidak ada penjualan saham," tukas dia.

Namun, dia mengakui sisa saham Bumi tersebar di berbagai bank kustodian. Sebab, sejumlah saham Bumi dijadikan jaminan oleh BNBR untuk memperoleh utang. "Hal ini untuk memudahkan kreditur bila ingin mengeksekusi saham," imbuh Yuanita.

Dia menambahkan, tak semua kepemilikan saham di bank kustodian tersebut sebanyak lebih dari 5%. Sehingga, yang muncul dalam laporan kepemilikan saham hanya yang nilainya lebih dari 5%. Salah satunya di Bank Danamon sebanyak 1,55 miliar saham atau 7,99%.

Rencana pinjaman baru

Menurut Dileep, BNBR menaruh saham Bumi di Danamon sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman senilai US$ 300 juta. Pinjaman itu diperoleh dari JP Morgan Chase & Co. dan ICICI Bank Ltd. pada akhir Juli lalu. Dia hanya bilang, sebagian besar pinjaman itu untuk melunasi utang perusahaan. Namun, berdasarkan informasi yang diperoleh KONTAN, duit itu untuk melunasi utang Energi Mega sebesar US$ 272,75 juta yang jatuh tempo pertengahan Juli lalu.

Selain itu, BNBR menaruh saham Bumi di bank kustodian lain sebagai jaminan untuk mendapatkan pinjaman sekitar US$ 1 miliar. Menurut Yuanita, pinjaman itu untuk menutup kebutuhan dana akuisisi 35% saham Bumi, serta masing-masing 40% saham Energi dan Bakrieland pada akhir April lalu. "Jaminan saham itu hanya untuk dua utang tersebut saja," imbuhnya. Toh, dia tidak menutup kemungkinan BNBR menggunakan saham yang digadaikan di bank kustodian lainnya untuk menggaet pinjaman baru.

Yuanita dan Dileep menolak mengungkapkan jumlah total saham Bumi, Energi, dan Bakrieland yang disimpan di bank kustodian. Namun, kalau mengacu data BAE tersebut maka kemungkinan jumlah saham Bumi yang digadaikan mencapai 28,25% atau 5,48 miliar saham. Sedangkan kemarin, harga saham Bumi di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 5.250 per saham. Bila mengacu kepada harga itu maka nilai saham Bumi yang digadaikan BNBR mencapai Rp 28,78 triliun.

Di sisi lain, kepemilikan BNBR di Bakrieland per 31 Juli lalu sebanyak 19,25% dari jumlah 40% saham yang diakuisisi sebelumnya. Sedangkan kepemilikan di Energi per 30 Mei 2008 sebanyak 6,64% saham dari jumlah 40% saham yang diakuisisi sebelumnya.

Direktur Pencatatan BEI Eddy Sugito mengatakan akan terus mengamati perilaku BNBR dalam proses gadai saham tersebut. "Kami sudah tanyakan soal saham yang di Danamon," imbuhnya. Sedangkan analis Financorpindo Nusa Edwin Sinaga menilai langkah BNBR tersebut terlalu beresiko. Perusahaan menjadi tidak sehat lantaran terlalu mengandalkan utang dalam menjalankan bisnis. Investor bisa rugi kalau terjadi masalah di kemudian hari. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×