kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.016.000   36.000   1,82%
  • USD/IDR 16.860   -50,00   -0,30%
  • IDX 6.538   92,30   1,43%
  • KOMPAS100 939   12,04   1,30%
  • LQ45 730   8,52   1,18%
  • ISSI 209   2,52   1,22%
  • IDX30 378   3,03   0,81%
  • IDXHIDIV20 458   4,62   1,02%
  • IDX80 106   1,33   1,26%
  • IDXV30 113   1,41   1,27%
  • IDXQ30 124   0,78   0,63%

BI Rate Diprediksi Tetap 5,75%, Penguatan Rupiah Terbatas


Selasa, 22 April 2025 / 18:09 WIB
BI Rate Diprediksi Tetap 5,75%, Penguatan Rupiah Terbatas
ILUSTRASI. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) diprediksi tidak akan berubah bulan April ini untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah.


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) diprediksi tidak akan berubah bulan April ini untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah. Meski begitu, potensi penguatan rupiah diperkirakan masih terbatas.

BI dijadwalkan melangsungkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari pertama pada Selasa (22/4) dan akan mengumumkan hasilnya, yakni soal suku bunga acuan BI rate, pada Rabu (23/4). 

Ekonom Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang memproyeksi, BI akan mempertahankan BI rate di level 5,75%. 

“Itu sebagai langkah menjaga stabilitas nilai tukar,” kata Hosianna kepada Kontan.co.id, Selasa (22/4). 

Baca Juga: Kenapa Rupiah Masih Lemah Walau Dolar AS Sedang Keok?

Namun, Hosianna juga menyoroti pasar keuangan Indonesia yang masih mencatatkan outflow. Berdasarkan data BI, asing memang mencatatkan jual neto sebesar Rp 11,96 triliun dalam periode 14–16 April 2025.

Penempatan dan konversi valuta asing Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) masih relatif minim. Kombinasi itu membuat ruang penguatan rupiah dalam jangka pendek tetap terbatas. 

Ekonom Senior KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana juga menyebutkan hal yang sama. Ia memprediksi BI rate masih tetap di level 5,75% dengan pertimbangan volatilitas rupiah yang juga masih cukup besar.

Pertama, terkait defisit fiskal yang mungkin mendorong capital outflow. Kedua, terkait kekhawatiran pertumbuhan ekonomi yang lebih lemah di kuartal pertama 2025 ini. Lalu ketiga, terkait kekhawatiran likuiditas di dalam negeri yang terbatas,” kata Fikri kepada Kontan.co.id, Selasa (22/4). 

Hosianna menambahkan, ke depannya rupiah masih akan terpengaruh arah kebijakan moneter global serta ketegangan perdagangan AS dan mitranya.

Sementara, menurut Fikri, sentimen domestik tetap perlu diantisipasi demi menjaga pergeraka rupiah lebih positif.

Baca Juga: Kembali Melemah, Perang Dagang Menekan Rupiah

Selanjutnya: Samator (AGII) Kantongi Restu Ganti Jaminan Obligasi dan Sukuk, Ini Rinciannya

Menarik Dibaca: Cuaca di Bali Kompak Cerah Sepanjang Hari, Besok (23/4)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×