Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Harga emas menguat pada Rabu (13/8/2025) didorong pelemahan dolar AS dan turunnya imbal hasil obligasi pemerintah AS.
Sentimen positif ini muncul setelah data inflasi AS yang lemah memperkuat ekspektasi pemangkasan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) pada September, sekaligus memicu spekulasi pelonggaran tambahan hingga akhir tahun.
Harga emas spot naik 0,3% menjadi US$3.355,58 per ons pada pukul 16.58 Waktu setempat. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS pengiriman Desember ditutup menguat 0,3% di US$3.408,3 per ons.
Baca Juga: Harga Emas Antam Logam Mulia Turun Rp 7.000 ke Rp 1.917.000 Per Gram, Rabu (13/8)
Indeks dolar AS turun ke level terendah dalam lebih dari dua pekan, membuat emas lebih murah bagi pembeli luar negeri. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga tercatat sedikit lebih rendah.
“Emas menguat di tengah meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September, menyusul data Indeks Harga Konsumen (IHK) yang lemah dan laporan ketenagakerjaan non-pertanian Juli yang mengecewakan,” ujar Nikos Tzabouras, analis pasar senior di Tradu.com.
Berdasarkan data pasar, peluang pemangkasan suku bunga pada September diperkirakan mencapai 97%.
Inflasi Juli yang moderat dinilai menunjukkan dampak terbatas dari tarif impor besar-besaran yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.
Data ketenagakerjaan yang lemah awal bulan ini semakin memperkuat keyakinan akan setidaknya satu kali pemangkasan tambahan pada tahun ini.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Menguat Tipis ke US$ 3.347,09 Rabu (13.8) Pagi
Investor kini menunggu rilis sejumlah indikator ekonomi AS lain pekan ini, termasuk indeks harga produsen, klaim pengangguran mingguan, dan penjualan ritel.
Dari sisi geopolitik, para pemimpin Eropa dan Ukraina dijadwalkan bertemu dengan Trump menjelang pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Sementara itu, Washington dan Beijing memperpanjang gencatan senjata tarif selama 90 hari.
“Jika emas menembus level resistance di sekitar US$3.400, kenaikan kemungkinan lebih dipicu oleh perkembangan geopolitik dibandingkan data ekonomi,” kata Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index dan FOREX.com.
Razaqzada menambahkan, meski pandangan jangka panjang terhadap emas tetap positif, pergerakan harga pada sisa tahun ini diperkirakan lebih berhati-hati. Harga kemungkinan berkonsolidasi atau terkoreksi tipis dalam beberapa bulan ke depan seiring reli agresif pasar saham.
Baca Juga: Harga Emas Menguat Tipis, Pasar Tunggu Data Ekonomi AS dan Perkembangan Tarif
Emas kerap menjadi aset lindung nilai di tengah ketidakpastian ekonomi maupun geopolitik, dan cenderung diuntungkan saat suku bunga rendah.
Pada perdagangan yang sama, harga perak spot naik 1,6% menjadi US$38,50 per ons, platinum naik 0,3% menjadi US$1.339,75, dan paladium menguat 0,5% menjadi US$1.135,23 per ons.
Selanjutnya: Beras Langka di Ritel Modern, Bagaimana Tanggapan Mentan Andi Amran?
Menarik Dibaca: 25 Kumpulan Link Twibbon Hari Pramuka Ke-64 Tahun 2025 Terbaru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News