Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan bergerak cenderung terbatas pada perdagangan Rabu (20/7) besok mewaspadai aksi profit taking setelah penguatan indeks cukup tajam hingga penutupan hari ini.
Lanjar Nafi, analis Reliance Sekuritas mengatakan secara teknikal IHSG cenderung kembali menguji upper bollinger bands setelah sebelumnya sempat pulled back. Indikator stochastic yang terkonsolidasi negatif pada area overbought menjadi penahan laju penguatan IHSG lebih tinggi lagi.
"Sehingga diperkirakan IHSG akan bergerak cenderung terbatas mewaspadai aksi profit taking dengan range pergerakan 5.110-5.200." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Selasa (19/7).
Pada perdagangan hari ini, IHSG kembali melanjutkan penguatannya sejak awal sesi perdagangan dengan ditutup naik 45.33 poin atau 0.88% dilevel 5.172.83 dengan volume moderate. Terlihat sektor industri dasar berbalik memimpin penguatan hari ini setelah data penjualan semen meningkat hingga 4.6% YoY.
Investor asing pun masih terlihat melakukan aksi beli dengan net buy sebesar Rp 802.74 miliar sejak rupiah terkendali pada level Rp 13.000. Lanjar bilang, optimisme kebijakan tax amnesty terlihat tidak hanya dirasakan investor domestik.
Bursa Asia ditutup mixed dengan penguatan masih dipimpin oleh bursa saham di Jepang dan pelemahan dialami oleh bursa saham di china. Dampak kenaikan harga rumah di china membawa angin negatif pada ekuitas.
Pasalnya investor khawatir adanya aksi jual setelah indeks mengalami penguatan cukup signifikan dan berpindah pada investasi properti. Di Jepang sentimen stimulus baru masih membawa rasa optimis investor pada ekuitas.
Bursa Eropa terkoreksi di mana perusahaan pertambangan memimpin pelemahannya. Dimana data produksi barang tambang naik lebih sedikit dari perkiraan sebelumnya.
Permintaan pada aset safe haven mulai terlihat setelah indeks Eropa diperkirakan sudah cukup tinggi dengan kenaikan signifikan sebelumnya. Data Output sektor konstruksi di Eropa turun dengan survei sentimen ekonomi yang minus menjadi faktor utama aksi profit taking pada bursa Eropa.
Menurut Lanjar, sentimen selanjutnya yang akan mempengaruhi pergerakan pasar adalah ada data indeks harga produksi di Jerman dan tingkat kepercayaan konsumen di Eropa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News