kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bentuk Perusahaan Patungan, Ini Rencana Kalbe Farma (KLBF) Selanjutnya


Kamis, 19 Mei 2022 / 19:38 WIB
Bentuk Perusahaan Patungan, Ini Rencana Kalbe Farma (KLBF) Selanjutnya
ILUSTRASI. Kalbe Ecossential International Inc yang akan fokus pada pemasaran produk-produk Kalbe non-obat resep untuk pasar Filipina.


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Selain ASEAN, KLBF juga melihat potensi dari negara-negara Timur Tengah. Beberapa negara yang sudah dijajaki ada Afrika Selatan, Nigeria, dan Afrika Barat. Adapun produk yang menjadi unggulan adalah Hydro Coco yang sudah masuk melalui kantor yang berada di Dubai. 

Pengembangan pasar internasional itu diharapkan bisa membantu KLBF mencapai target pertumbuhan kinerja sepanjang tahun 2022 yang dipatok 11-15% dari sisi penjualan maupun labanya. Pertumbuhan itu juga akan terbantu dengan membaiknya kondisi ekonomi seiring dengan kebijakan pemerintah melonggarkan mobilitas. 

Menghadapi tantangan rantai pasokan

Walaupun prospek ke depan diwarnai  katalis positif, manajemen KLBF juga mewaspadai tantangan rantai pasokan global akibat konflik antara Rusia dan Ukraina. Vidjongtius menjelaskan, kenaikan harga minyak dunia berpengaruh pada terkereknya harga bahan kimia yang dibutuhkan oleh obat atau farmasi. Konflik dua negara itu juga memicu fluktuasi pada kurs mata uang rupiah. 

Mempertimbangkan kondisi itu, Kalbe Farma sudah melalukan inisiatif antisipasi sejak akhir tahun 2021. Salah satunya, menaikkan level persediaan bahan baku hingga 21 hari di akhir tahun lalu. Kemudian, di awal tahun ini level persediaan ditingkatkan menjadi satu hingga dua bulan. 

Baca Juga: Banyak Komponen Impor, Sejumlah Emiten Atur Strategi di tengah Fluktuasi Kurs Rupiah

"Karena kita tidak tahu, kita tidak bisa memperkirakan gejolak ini akan berlaku sampai kapan," imbuh Vidjongtius. Untuk mengimbangi kenaikan biaya karena disrupsi rantai pasokan itu, KLBF juga melakukan efisiensi di segala lini.

Selain itu, KLBF meningkatkan harga beberapa produk secara selektif antara 1%-3%. Adapun peningkatan harga juga mempertimbangkan catatan inflasi yang setinggi 2%-3%. Kenaikan harga produk itu dinilai perlu untuk menyeimbangkan antara kemampuan daya beli dan pasokan. 

"Mudah-mudahan dengan kombinasi demikian, termasuk juga pemanfaatan digital teknologi akan meningkat tanpa mengurangi kualitas layanan, kami bisa beroperasi dengan lebih baik cepat dan efisien," pungkas dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×