Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bagi Anda yang mencari instrumen investasi dengan tingkat stabilitas tinggi dan aman untuk jangka panjang, tidak ada salahnya mempertimbangkan emas. Sebab, instrumen investasi ini bisa dibilang safe haven dengan potensi kenaikan harga.
“Emas adalah bagian dari portofolio yang merupakan aset safe haven, idealnya hanya 5%-10% dari total investasi. Idealnya juga investasi emas adalah long term,” ujar pengamat komoditas dan mata uang, Lukman Leong kepada Kontan.co.id, Jumat (29/12).
Kendati demikian, ada beberapa hal perlu dicermati dalam berinvestasi emas. Pertama, investor sebaiknya memilih emas dengan gram besar alih-alih yang kecil. Ini tujuannya ialah untuk mengejar efisiensi harga, sebab emas dengan gram kecil harganya bisa lebih mahal.
Baca Juga: Investasi Emas Tetap Menarik Dilirik
Kedua, kredibilitas institusi untuk pembelian emas jenis paper gold juga perlu menjadi perhatian.
“Bagi yang tidak ingin memegang emas fisik atau tidak memiliki tempat penyimpanan, alternatif adalah membeli paper gold dari institusi yang terpercaya,” kata Lukman.
Lukman optimistis, harga emas masih akan bagus di tahun 2024, yakni berkisar US$ 2.300 per ons troi. Faktor penggeraknya ialah sentimen investor dan permintaan bank sentral.
Ia tidak menampik, kemungkinan koreksi harga selalu ada. Hal ini bisa terjadi apabila permintaan menurun terutama dari bank sentral. Harga emas juga bisa tertahan apabila sentimen pasar membaik dan memicu permintaan aset berisiko.
Suku bunga tinggi, dalam hal ini, menjadi salah satu faktor yang berperan besar. Apabila inflasi belum mencapai target, maka suku bunga yang tinggi akan menekan harga emas. Perkembangan positif geopolitik, berakhirnya perang dan membaiknya hubungan AS China, menurut Lukman, juga bisa menekan harga emas.
Kendati demikian, Lukman optimistis kecil kemungkinan harga emas merosot jauh tahun depan.
“Kemungkinan koreksi selalu ada, namun kecil kemungkinan harga emas akan merosot jauh saat ini,” kata Lukman.
Baca Juga: Melirik Cuan dari Investasi Mobil Klasik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News