kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini potensi pergerakan bursa saham jelang jatuh tempo pembayaran bunga Evergrande


Rabu, 22 September 2021 / 07:20 WIB
Begini potensi pergerakan bursa saham jelang jatuh tempo pembayaran bunga Evergrande


Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi gagal bayar alias default yang terjadi pada pengembang real estate China Evergrande Group membuat bursa saham global goyah. Terlebih, Evergrande memiliki total kewajiban yang nilainya jumbo, yakni mencapai US$ 305 miliar kepada berbagai kreditur, pemasok, dan investor.

Adapun dalam waktu dekat, perusahaan yang melantai di bursa saham Hongkong pada tahun 2009 itu mesti membayar bunga sebesar US$ 83,5 juta yang jatuh tempo pada Kamis (23/9). Pembayaran bunga jatuh tempo itu untuk obligasi offshore yang jatuh tempo Maret 2022.

Selain itu, Evergrande juga memiliki kewajiban pembayaran bunga sebesar US$ 47,5 juta yang jatuh tempo pada 29 September mendatang.

Dalam beberapa waktu terakhir, Evergrande telah memberikan pengumuman ke investor mengenai risiko gagal bayar tersebut. Peringatan itu diketahui ketika Evergrande melaporkan dokumen yang mengungkapkan kesulitannya mendapatkan pembeli atas beberapa aset yang mereka jual.

Kekhawatiran investor akan kemampuan Evergrande memenuhi sebagian kecil dari kewajibannya ini menekan pergerakan harga sahamnya. Tercatat saham Evergrande sempat melorot 10,2% pada Senin (20/9). Adapun Hang Seng (HSI) pada perdagangan Senin (20/9) juga ambles 3,3%.

Baca Juga: IHSG diproyeksi berbalik menguat pada Rabu (22/9), ini katalisnya

Walau kabar Evergrande sempat menekan harga saham dan memperlambat pergerakan Hang Seng, Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengatakan, kekhawatiran pasar tampak mulai mereda. Pada Selasa (21/9), Hang Seng mampu rebound 0,51%.

"Perusahaan tersebut akan ada obligasi jatuh tempo pekan ini yang memang belum terlihat bagaimana penyelesaiannya. Kemungkinan akan default. Akan tetapi, situasi memang masih berkembang," kata Anggaraksa kepada Kontan.co.id, Selasa (21/9).

Mengingat situasi yang masih berkembang, dia belum bisa memastikan dampak krisis likuiditas Evergrande ke bursa Asia maupun ke IHSG. Apalagi untuk saat ini, pergerakan bursa global maupun dalam negeri masih dipengaruhi oleh sentimen FOMC meeting.

Seperti diketahui, pelaku pasar masih fokus mengamati kepastian tapering off yang akan dilakukan Federal Reserve (The Fed). Investor pun memprediksi, bank sentral Amerika Serikat (AS) ini akan mengumumkan langkah tapering usai FOMC Meeting.

Di sisi lain, pelaku pasar juga masih memperhatikan dampak sistemik kondisi Evergrande terhadap perekonomian China dan kondisi di luar China. Skenario terburuknya, krisis likuiditas Evergrande akan menghambat perekonomian Negeri Tirai Bambu.

Sehingga, Indonesia yang merupakan partner dagang China juga akan terdampak, khususnya untuk sektor komoditas. Oleh karenanya, penyelesaian atas krisis ini akan sangat dicermati oleh pelaku pasar ke depan.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×