kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini potensi pergerakan bursa saham jelang jatuh tempo pembayaran bunga Evergrande


Rabu, 22 September 2021 / 07:20 WIB
Begini potensi pergerakan bursa saham jelang jatuh tempo pembayaran bunga Evergrande


Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari

Senada Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengamati, selain dampak yang sistemik seperti capital outflow akan terjadi apabila kasus Evergrande ini tidak terselesaikan dengan baik.

"Kalau bank mereka terkena krisis likuiditas akibat gagal bayar Evergrande, akan memicu capital outflow dan panic selling dari investor untuk kembali ke aset safe haven," jelas dia kepada Kontan.co.id, Selasa (21/9).

Akan tetapi, Hendriko bilang, beredar kabar bahwa pemerintah China tengah menangani kasus ini dengan memberikan bantuan terhadap perbankan yang menyalurkan utang ke Evergrande.

Sekadar informasi, menurut pemberitaan Kontan.co.id, kewajiban Evergrande melibatkan lebih dari 128 bank dan lebih dari 121 lembaga non-perbankan. JPMorgan memperkirakan, China Minsheng Bank memiliki eksposure tertinggi ke Evergrande.

Adapun sejauh ini Hendriko melihat, dampak kasus tersebut ke IHSG masih minim. Asal tahu saja, IHSG masih berada di fase sideways-nya dengan tertahannya IHSG di atas level 6.000 pada pelemahan hari ini. Di sisi lain, rupiah juga cenderung menguat.

Baca Juga: Menelisik fundamental saham bank besar versus bank digital

Lebih lanjut dijelaskan, koreksi yang sempat terjadi pada perdagangan sebelumnya cenderung disebabkan oleh  aksi wait and see  investor terhadap keputusan The Fed terkait tapering off  di FOMC.

Walau begitu, memang tidak dipungkiri, kasus Evergrande sempat memicu panic selling sehingga indeks saham lain di seluruh dunia mayoritas terkoreksi.

Melihat kondisi ini, Hendriko menyarankan investor melakukan buy on weakness saham-saham yang masih memiliki potensi menguat.

Sementara itu, Anggaraksa menyarankan, investor untuk lebih memperhatikan indikator berupa data-data yang ada di pasar. Sepengamatannya, isu tapering off selama ini digadang-gadang akan menimbulkan outflow.

Akan tetapi, mencermati kembali data yang ada, selama sebulan terakhir, investor asing cenderung masih mencatatkan aksi beli bersih atau net buy.

Selanjutnya: Sentimen negatif selimuti pasar obligasi jadi penyebab hasil lelang sukuk turun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×