Reporter: Kenia Intan | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan hari ini (21/9). IHSG tercatat melemah 0,26% ke level 6.060,757.
Mengutip Bursa Efek Indonesia (BEI), sektor keuangan tertekan paling dalam hingga 1,01%. Disusul, sektor perindustrian yang melorot 0,84% dan sektor kesehatan yang turun 0,25%.
Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan, pergerakan IHSG hari ini cenderung dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu pelemahan indeks di Wall Street.
Adapun pelemahan tersebut dipicu beberapa hal, antara lain kekhawatiran akan potensi gagal bayar pengembang properti di China, sikap hati-hati investor menanti keputusan Federal Reserve (The Fed), serta kekhawatiran penyebaran varian delta di Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: IHSG bertahan di zona merah, asing borong saham ARTO, TLKM dan BUKA
Sementara dari negeri, sentimen cenderung positif berasal dari Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan di level 3,50%. Di sisi lain, BI berkeyakinan bahwa ekonomi masih dalam jalurnya dan dampak tapering akan minimal.
Untuk perdagangan Rabu (22/9), Mino memproyeksikan IHSG menguat dengan level suport di 6.020 dan level resisten di 6.100.
"Sentimen penopangnya karena mereda-nya sentimen negatif dari eksternal dan keyakinan BI bahwa dampak tapering akan minimal, serta ekonomi Indonesia masih akan tumbuh sesuai proyeksi sebelumnya," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (21/9).
Senada, Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengungkapkan, IHSG berpeluang mengalami technical rebound ke kisaran 6.075 hingga 6.100 pada perdagangan Rabu (22/9).
Pergerakan ini seiring dengan mereda nya kecenderungan sell off pada mayoritas bursa regional. Adapun IHSG akan memiliki level suport di 6.050 dan resisten di 6.130.
Asal tahu saja, indeks Hang Seng rebound 0,69%, sementara ASX 200 ditutup naik 0,35% pada Selasa (21/9). Walau begitu, perkembangan potensi disrupsi ekonomi di China masih akan menjadi perhatian pelaku pasar pekan ini.
Baca Juga: Tren peminat reksadana ETF terus tumbuh dalam lima tahun terakhir
"Pasalnya, bunga dari 5 year USD denominated bond yang diterbitkan Evergrande dijadwalkan jatuh tempo pada Kamis (23/9)," jelas Valdy dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Selasa (21/9).
Masih dari eksternal, The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan 21- 22 September 2021. Mengantisipasi hal tersebut, Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan 7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 3,50%.
Di samping itu, pelaku pasar masih akan mencermati pidato Gubernur The Fed, Jerome Powell, terutama terkait waktu pelaksanaan pengurangan stimulus moneter.
Melihat kondisi di atas, Valdy cenderung mencermati saham-saham defensif pada perdagangan besok. Terutama, sektor ritel, consumer goods, dan infrastruktur seperti MAPI, ICBP, TLKM, ISAT, PGAS, dan INTP. Pelaku pasar juga dapat mencermati peluang technical rebound lanjutan pada ADHI, PTPP, WIKA, dan WSKT.
Selanjutnya: Apa dampak gagal bayar Evergrande ke Indonesia? Ini kata Gubernur BI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News