kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini gerak IHSG hingga tahun depan, cermati rekomendasi saham berikut


Kamis, 26 November 2020 / 07:40 WIB
Begini gerak IHSG hingga tahun depan, cermati rekomendasi saham berikut


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak menguat. Bahkan, pergerakannya sempat menembus level 5.700. Analis memperkirakan, penguatan ini masih akan berlanjut hingga tahun depan. 

Dalam riset yang dirilis Selasa (24/11), JPMorgan mengungkapkan bahwa IHSG bisa bergerak menguat ke level 6.800 di tahun 2021. "Tim emerging markets equity strategy kami telah meningkatkan Indonesia menjadi overweight dari neutral," ungkap tim riset JPMorgan yang terdiri atas Henry Wibowo, Rajiv Batra, Pedro Martins Junior, Ajay Mirchandani, dan Arnanto Januri, Selasa (24/11). 

Peningkatan itu mempertimbangkan sentimen positif yang mewarnai pasar, di antaranya ekspektasi kembalinya dana asing pasca pemilihan umum Amerika Serikat (AS). Selain itu, Omnibus Law diperkirakan bisa menarik foreign direct investment (FDI). Ini dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat rantai pasokan berikutnya di Asia untuk kendaraan listrik, baterai, cloud, ataupun hal lain. 

Adanya penguatan rupiah dan penurunan tingkat suku bunga menjadi sentimen pendorong lainnya. Asal tahu saja, dalam 1,5 tahun terakhir pemotongan suku bunga acuan Indonesia mencapai 225 bps.

Baca Juga: Wall Street terhantam kenaikan klaim pengangguran dan kasus baru corona AS

Sementara itu, di tahun 2021 produk domestik bruto (PDB) diperkirakan akan bertumbuh 4%. Ini menjadi pemulihan dari PDB sepanjang tahun 2020 yang diprediksi tertekan 2,2%.

Mempertimbangkan hal ini, tim riset JP Morgan meningkatkan rekomendasi sektor financial dan material menjadi overweight. Di sisi lain, menurunkan staples alias barang konsumsi dan healthcare atau kesehatan menjadi netral. 

Adapun investor dapat mencermati sektor value/cyclical seperti saham perbankan BBCA, BBRI dan saham infra/industrials seperti JSMR, INTP, dan UNTR

JPMorgan juga mempertahankan overweight pada sektor komunikasi karena melihat profil risk-reward yang menarik, seperti TLKM. Untuk emiten berkapitalisasi pasar kecil dan menengah, JPMorgan cenderung menyukai sektor properti dan media. 

Baca Juga: Penguatan tipis rupiah bisa berlanjut esok

Sementara itu, Head of Research Panin Sekuritas Nico Laurens memperkirakan, tahun depan IHSG bisa berada di level 6.539. Target tersebut meningkat dari perkiraan sebelumnya yang berada di kisaran 6.165. Peluang tersebut memungkinkan tercapai apabila stimulus tetap dijaga, suku bunga tetap rendah, serta kebijakan fiskal dan moneter tetap akomodatif. 

Di tengah kesempatan pertumbuhan positif itu, pelaku pasar tetap perlu mencermati sentimen-sentimen lain yang berpotensi menyeret pergerakan IHSG. Misalnya, distribusi vaksin dan kelancaran transisi kepemimpinan di AS. Kendati kondisi saat ini lebih baik dibanding sebelumnya, Nico melihat masih ada peluang gangguan hingga Joe Biden dilantik pada bulan Januari 2021 mendatang. "Bisa ke worst case scenario 2021 di 5.459," kata Nico kepada Kontan.co.id, Rabu (25/11).

Tidak jauh berbeda, tim riset JPMorgan juga melihat ada risiko-risiko yang bisa menekan IHSG. Di antaranya, gelombang baru Covid-19 yang akan kegiatan ekonomi melakukan lockdown. Risiko lain, meningkatnya defisit fiskal dan melemahnya rupiah terhadap dolar ke level di atas Rp 15.000. Ada juga ketidakpastian politik yang berujung pada demonstrasi dan protes yang bisa menjauhkan FDI.

Baca Juga: Rekor nilai dan frekuensi transaksi BEI, ini saham-saham dengan transaksi terbesar

Sementara untuk jangka waktu yang lebih dekat, akhir tahun 2020, Kepala Divisi Research BNI Sekuritas Kim Kwie Sjamsudin mengamati, IHSG akan menembus di atas level 5.550, target yang sudah dipasang sejak tiga bulan lalu. Menurut dia, IHSG bisa 2% hingga 3% lebih tinggi dari 5.550

"Ada December anomaly untuk pasar saham Indonesia di mana dalam 20 tahun terakhir ini selalu positif return. Selain itu, saya pikir fund inflows akan meningkat di bulan Desember," kata Kim kepada Kontan.co.id, Rabu (25/11). Sekadar informasi, target awal 5.550 yang dibidiknya itu sudah direvisi naik dari sebelumnya 5.300. 

Adapun beberapa saham yang dijagokan hingga akhir tahun ini seperti BBRI, BMRI, TLKM, ASII, SMGR, KLBF, JSMR, dan AALI. Pilihan tersebut mempertimbangkan kembalinya arus masuk asing dan penguatan rupiah. 

Baca Juga: IHSG berpotensi terkoreksi lagi, cermati rekomendasi saham berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×